Pergerakan Belantik Dipantau Cegah PMK

Jumat 13-05-2022,07:07 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

SRAGI – Upaya pencegahan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak sapi mulai digencarkan hingga kecamatan dan desa di wilayah Lampung Selatan. Termasuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Kesehatan Hewan Kecamatan Palas – Sragi juga mulai meberikan imbauan kepada pemerintah desa untuk mewaspadai serangan PMK, pada Rapat Koordinasi Kecamatan (Rakorcam), Kamis (12/5) kemarin. Kepala UPT Kesehatan Hewan Kecamatan Palas – Sragi Wartono mengatakan, meski penyakit yang ditemukan wilayah Gresik, Jawa Timur pada akhir April lalu, belum terdetek di Lampung Selatan. Namun pihaknya mulai menggencarkan sosialisasi guna mencegah penularan PMK. “Di Lampung Selatan memang belum terdeteksi. Pada Rakorcam di Sragi tadi, serangan PMK yang ditemukan di wilayah Jawa Timur ini juga sosialisasikan, agar para peternak lebih waspada,” kata Wartono memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Kamis (12/5) kemarin. Wartono mengungkapkan, salah satu upaya saat ini untuk mencegah masuknya PMK ke wilayah Sragi yakni dengan menghentikan pembelian sapi dari luar Sumatera. Ia juga mengajak kepala desa ikut memantau aktvitas jual-beli dari para belantik sapi yang ada di setiap desa. “Saat ini yang kita awasi betul hewan ternak sapi, sebab PMK saat ini masih ditemukan pada sapi. Kami juga sudah mengimbau kepada kepala desa, agar bisa ikut memantau serta mengajak para belantik untuk tidak membeli sapi dari Jawa, khususnya wilayah Jawa Timur,” ucapnya. Wartono juga menjelaskan, beberapa gejala serangan PMK ini ditandai dengan demam mencapai 41 drajat, kondisi tubuh lebah dengan bulu kusam, lepuh sekitar bibir dan lidah, luka pada tracak kuku, serta liur berlebih dan mengeluarkan cairan dari hidung. Para peternak sapi juga harus menjaga kebersihan lingkungan kandang, vaksinasi, disinfeksi kandang, isolasi ternak yang sakit, serta memusnahkan hewan yang terinfeksi PMK. “Harapan kita dengan adanya upaya ini para peternak bisa lebih waspada. Jika ditemukan gejala PMK segera lapor kepada petugas kesehatan hewan agar bisa segera ditanggulangai,” harapnnya. Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Rini Ariasih mengatakan sedang menunggu Surat Edaran Bupati terkait pembatasan gerak hewan ternak untuk mencegah masuknya PMK di Lampung Selatan. Rini bilang bahwa Lamsel saat ini masih aman dari PMK, kendati begitu ia tak ingin tinggal diam. Disnak dan Keswan sudah memerintahkan jajarannya untuk memberi imbauan di 17 kecamatan agar mewaspadai ancaman PMK. “ Di Lamsel masih aman, di Sumatera ini sudah ada daerah yang ditemukan kasus PMK tapi bukan di Lampung. Mudah-mudahan kita berharap PMK dapat dicegah dengan langkah yang tepat,” ucap Rini. Masih kata Rini, PMK tidak berbahaya bagi manusia. Itu artinya PMK tidaklah menular terhadap manusia, namun berbahaya bagi hewan ternak. “ Risiko penularan pada manusia tidak, hanya pada hewan ternak saja bahkan bisa sampai menyebabkan hewan ternak mati. Nah, di situasi yang sedang sulit seperti saat ini kita sebisa mungkin menghindari risiko yang dapat merugikan peternak atau petani di Lamsel,” pungkas orang nomor satu di Disnak dan Keswan Lamsel ini. (vid)

Tags :
Kategori :

Terkait