PALAS – Harga pipilan jagung ditingkat petani diwilayah Kecamatan Palas cendrung stabil bahkan naik. Namun harga yang baik itu tidak berbanding lurus dengan kualitas dan hasil produksi jagung ditingkat petani yang cendrung merosot. Sebab, pada musim panen kali ini sebagian besar tanaman jagung milik petani diwilayah Palas terserang hama dan penyakit seperti jamur, lembing, penggerek batang dan buah. Karena serangan Organisme Penggangu Tanaman (OPT) itu, berdampak pada penurunan kualitas dan hasil produksi jagung diwilayah setempat. Makmun (45) salah seorang petani asal Desa Kali Rejo mengungkapkan para petani khususnya dirinya mengalami kerugian di musim panen jagung kali ini. Pasalnya, satu hektar lahan miliknya yang ditanami jagung terserang OPT. “Panen jagung kali ini saya rugi mas. Satu hektar saya hanya panen 2,5 ton. Padahal biasanya 7 ton pipilan jagung,” kata Makmun, Rabu (27/7). Menurut dia harga jagung ditingkat petani saat ini lumayan baik dengan harga Rp2.400 perkilogram. Namun sayang dia tak bisa berbuat banyak untuk mendapatkan hasil yang maksimal. “Percuma harga pipilan jagung ditingkat petani bagus kalau panen hasil panen anjlok,” keluhnya. Dibagian lain, Yuli (40) petani jagung Desa Bangunan mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan untuk meminimalisir serangan OPT salah satunya dengan memonitoring tanaman jagung sejak dini. Hal itu dilakukannya dengan harapan 1,5 hektar lahan jagung miliknya bisa panen maksimal. Terlebih harga jagung dengan kadar air yang 20 persen bisa menembus angka Rp 3.450. “Saya berharap hasil panen nanti maksimal,” ungkap dia. (red)
Harga GKP Membaik, Hasil Produksi Merosot
Kamis 28-07-2016,08:59 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :