KALIANDA – Optimalisasi program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) kian gencar disosialisasikan oleh Pemkab Lampung Selatan. Tak tanggung-tanggung, Bupati Lamsel H. Nanang Ermanto juga selalu menekankan kepada seluruh jajaran hingga aparatur pemerintahan desa untuk mencintai produk lokal. Seperti yang terungkap dalam acara pembukaan Bimtek Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintahan Desa di Aula Sebuku Rumah Dinas Bupati Lamsel, pekan lalu. Nanang mengajak, seluruh aparatur desa bisa menggunakan produk lokal untuk kebutuhan apapun khususnya pemerintahan. Dalam acara tersebut Ketua DPC PDI-P Lamsel ini memamerkan baju batik buatan UMKM Kecamatan Tanjung Bintang yang sedang dipakai. Bahkan, Bupati yang mengaku rangkap jabatan sebagai sales ini secara gamblang menjelaskan kualitas produk lokal yang digunakannya tak kalah dengan pakaian bermerek terkenal.
“Saya selain Bupati juga merangkap sebagai sales. Semua produk lokal Lamsel akan saya tawarkan di setiap kesempatan. Nah, ini baju batik yang saya pakai ini buatan UKM Tanjung Bintang. Jadi, mulai sekarang semua Kepala Desa harus membelanjakan anggarannya mengutamakan yang lokal disekitarnya dulu,” ujar Nanang disambut riuh tepuk tangan seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut.Dia menegaskan, penggunaan produk dalam negeri ini sudah diatur oleh pemerintah pusat. Tujuannya, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal khususnya para pengusaha kecil dan menengah.
“Jadi mulai sekarang, semua kebutuhan belanja barang dan jasa pemerintahan wajib menggunakan produk lokal senilai 40 persen. Nah, dalam artian lokal itu yang ada di daerahnya masing-masing dulu. Kalau tidak ada baru boleh mencari di luar daerah atau buatan lokal,” tegasnya.Lebih lanjut dia mengatakan, produk lokal saat ini kualitasnya sudah berani diadu dengan produk-produk lain. Namun, tujuan yang lebih utama ialah agar perputaran ekonomi suatu daerah bisa bangkit dan lebih mandiri.
“Hal ini dilakukan agar perputaran ekonomi itu bisa bangkit. Misalnya, kita mencari penghasilan di Lamsel masa apa yang sudah kita dapat buang nya di daerah lain. Artinya tidak ada perputaran ekonomi di sini. Maka mulai sekarang mari bersama-sama kita angkat produk-produk lokal daerah kita,” pungkasnya. (idh)