Pak Bupati, Tolong Bantu!

Senin 25-07-2022,05:50 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

PENENGAHAN - Nasib Hamzah benar-benar malang. Kondisi rumah warga Dusun PKS, Desa Penengahan, Kecamatan Penengahan, ini semakin tahun semakin miris sejak hingga selesainya pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Rumahnya selalu disambangi banjir akibat luapan air dari jalan tol. Pelbagai upaya sudah dilakukan. Termasuk melakukan perbaikan dan pelebaran saluran air atau drainase. Namun tetap saja setiap musim hujan rumah Hamzah selalu terendam banjir. Kondisi yang dialami Hamzah semakin parah karena air yang menggenangi luar maupun di dalam rumahnya bercampur lumpur. Hamzah mengaku sudah jenuh dengan janji-janji yang dilontarkan oleh PT PP. Perusahaan pelat merah itu selalu menjanjikan hal-hal yang tak pernah diwujudkan. Wajar Hamzah jenuh. Karena beberapa waktu lalu PT PP berjanji akan membayarkan ganti rugi sebesar Rp100 juta kepada Hamzah. Bila terealisasi, uang itu akan digunakan untuk biaya relokasi atau membuat rumah baru. Hamzah sempat percaya karena hal tersebut disampaikan langsung oleh Yus Yusuf, selaku General Affair PT PP ketika mengunjungi kediaman Hamzah di Dusun PKS pada tanggal 15 Januari 2022 yang lalu. Namun sampai dengan saat ini, uang ganti rugi yang dinjanjikan tersebut belum juga diberikan kepada Hamzah. Sementara setiap musim hujan, sekeliling rumah Hamzah selalu kebanjiran. Perabot rumah tangga dan juga alat-alat elektronik seperti, lemari, kulkas, kasur, dan lain-lain ikut rusak akibat diterjang genangan air.

\"Mau sampai kapan saya menunggu. Pak Bupati tolong bantu,\" ujarnya saat ditemui Radar Lamsel, Minggu (24/7/2022).
Sekretaris Desa Penengahan, Firdaus, S.Sos tak bisa berkata-kata lagi menanggapi janji yang dilontarkan PT PP. Menurut dia, Hamzah perlu bukti. Bukan janji manis semata yang kemudian sirna. Pemerintah Desa Penengahan juga sudah melakukan pelbagai upaya agar masalah Hamzah bisa selesai. Tetapi hingga kini hasilnya masih nihil.
\"Besar harapan kami kepada pemerintah daerah agar bisa memfasilitasi dengan PT PP. Supaya masalah ini jelas,\" katanya.
Radar menghubungi Yus Yusuf untuk meminta konfirmasi ihwal nasib Hamzah. Meski pesan yang Radar kirimkan ke nomor WhatsApp-nya sudah dibaca, Yus Yusuf tidak membalasnya hingga berita ini selesai ditulis. Pada 15 Januari 2022 lalu, Yus Yusuf memang meninjau lokasi banjir yang selalu menerjang rumah warga di Dusun PKS. Yus juga sempat berbincang dengan Hamzah, dan juga Firdaus untuk mencari solusi terbaik agar banjir di dusun itu bisa ditangani dengan cepat, dan tepat. Yus Yusuf datang tidak dengan tangan kosong. Dia menawarkan 2 solusi alternatif kepada Hamzah. Opsi pertama, Hamzah tetap tinggal di lokasi tersebut. Tetapi rumahnya akan dirobohkan kemudian dibangun kembali oleh PT PP di tempat yang sama. Tentunya dengan pondasi rumah yang lebih tinggi oleh. Opsi kedua yang ditawarkan, Hamzah pindah dari lokasi tersebut dan akan diberikan biaya untuk membangun rumah kembali. Yus Yusuf memberikan waktu beberapa hari ke depan kepada Hamzah untuk bermusyawarah dengan pihak keluarganya untuk memilih salah satu dari dua opsi yang ditawarkan. Namun ada sedikit yang membuat Hamzah berpikir. Yakni soal biaya ganti rugi. Yus Yusuf belum bisa memastikan nominalnya karena harus melaporkan persoalan biaya kepada pimpinannya. Hanya saja, Yus Yusuf sempat menyebut kalau nilai pergantian uang rumah tersebut tidak sebesar seperti dulu karena keterbatasan anggaran.
\"Menunggu hasil rundingan keluarga Pak Hamzah. Kalau angkanya belum ada,\" ujarnya, Minggu (16/1/2022) lalu. (rnd)
Tags :
Kategori :

Terkait