E-Warong Kusut Bikin KPM Merengut

Selasa 23-08-2022,06:16 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

PALAS – Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai di Desa Suka Mulya, Kecamatan Palas kembali bermasalah. Hingga penghujung Agustus ini Keluarga Penerima Manfaat (KPM) belum menerima penyaluran sembako. Padahal saldo bantuan dari Kementerian Sosial untuk periode Juli dan Agustus telah masuk dalam rekening KPM sejak 11 Agustus lalu. Bahkan uang dalam rekening telah ditransaksikan pada 12 Agustus oleh pihak E-Warung Berkah Jaya yang diketuai oleh, Samini. Penudaan penyaluran bantuan pangan banyak menimbulkan pertanyaan dari sejumlah KPM. Sebab masalah ini bukan lah pertama kalinya terjadi. Pada akhir tahun 2021 lalu penyaluran bantuan di periode 13 dan 14 juga sempat molor lantaran diduga adanya penundaan dari Kepala Desa Suka Mulya, Pujiadi. May Saroh (35) salah satu KPM mengatakan, sampai saat ini dirinya belum menerima penyaluran bantuan sembako dari E-Warung Berkah Jaya. Padahal desa-desa lain di wilayah Palas telah menyalurkan bantuan sembako sejak dua pekan lalu.

“Sudah mau dua pekan kalau desa lain sudah ngambil, sebelum Agusutusan. Karena memang lewat depan rumah kita KPMnya kalau mau ke E-Warung. Cuma kalau punya saya sampai sekarang belum cair,” kata perempuan yang akrab disapa Aroh saat ditemui di kediamannya, Senin (22/8).
Penundaan ini bukanlah pertama kali dialami olehnya selama menjadi KPM BPNT. Pada akhir tahun lalu penyaluran juga sempat ditunda, bahkan membuat sejumlah penerima bantuan Kemensos ini menghadap Kepela Desa Mekar Mulya, Pujiadi.
“Saya enggak tahu kenapa belum cair sampai sekarang. Dulu juga pernah pendundaan seperti ini bahkan ibu-ibu disini mendatangi pak Kades, tapi jawabnya; tenang aja bantuan pasti cair,” sambungnya.
E-Warung Berkah Jaya sampai saat ini belum transparan memberikan pengetahuan kepada KPM tentang bansos BPNT ini. May Saroh sendiri juga tak pernah tahu berapa nominal uang yang ia terima setiap bulannya. Parahnya lagi, selama dua tahun menjadi KPM juga tak pernah lagi memegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) miliknya lantaran dipegang oleh pihak penyalur komoditi pangan, E-Warung Berkah Jaya.
“Waktu pertama aja saya pegang, setelah itu sampai sekarang enggak pernah lihat lagi kartu ATM saya itu. Saya juga enggak tahu berapa sebenarnya nilai sembako yang saya terima. Ya terima saja, mau tanya ke lurah enggak enak,” tuturnya.
Lain lagi dengan Nining (50) yang bernasib lebih baik dari Aroh, ibu paruh baya ini lebih memilih memegang kartu KKSnya sendiri.
“Kalau saya enggak mau dipegang kelompok, karena ini masalah duit. Bantuan saya cairkan sendiri, bukan di E-Warung kelompok tapi di BRIlink yang memang sudah menjadi penyalur sembako,” terangnya.
Sementara itu Pendamping KPM BPNT Desa Suka Mulya, Lulu Penanggil juga tak menepis sampai saat ini belum ada pencairan BPNT dari E-Warung Berkah Jaya. Padahal kata Lulu, saldo telah masuk dalam rekening KPM sejak 11 Agustus lalu, kemudian dicairkan pada ke esokan harinya.
“Saya sudah memberikan pendampingan semaksimal mungkin kepada E-Warung Berkah Jaya agar bantuan segera disalurkan. Tapi sekarang belum disalurkan hingga menimbulkan pertanyaan dari KPM. Kita enggak dikasih tahu alasannya apa, kalau komoditi susah dicari buktinya desa lain sudah disalurkan semua,” ungkapnya.
Lulu juga tak membenarkan tindakan ketua E-Warung yang menahan kartu KKS atu ATM milik KPM dalam waktu yang lama. Tindakan boleh dilakukan dalam konteks tertentu, seperti KPM lansia dan pada saat penggesekan ATM.
“KPM lansia pun kartu KKS semestinya dititipkan kepada anaknya, pada saat penggesekan juga tak boleh lebih dari 24 jam. Tindakan menahan kartu KKS dalam waktu lama yang dilakukan oleh E-Warung itu menyalahi aturan,” kata Lulu.
Sementara itu, Ketua E-Warung Berkah Jaya, Samini belum bisa dimintai keterangan tentang penundaan penyaluran bantuan BPNT ini. Wartawan Radar Lamsel mendatangi kediaman Samini untuk mengetahui apa sebab penundaan terjadi?, namun Samini tak berada di rumah. Dihubungi via sambungan telepon Samini juga tak merespon. (vid)
Tags :
Kategori :

Terkait