SRAGI – Curah hujan intensif yang melanda Kabupaten Lampung Selatan menorehkan kabar buruk. Empat kecamatan di Bumi Khagom Mufakat lumpuh. BPBD Lampung Selatan meminta masyarakat di Kecamatan Palas dan Kecamatan Sragi untuk waspada. Meski dua kecamatan itu tak terendam banjir, namun Pemkab Lampung Selatan memberi peringatan dini agar waspada mengingat dua kecamatan itu kerap jadi langganan banjir dari luapan sungai. BPBD juga mengimbau, masyarakat di wilayah Sragi dan Palas terus waspada. Sebab, banjir yang terjadi di Candipuro akan berhilir di dua kecamatan tersebut.
\"Untuk Palas dan Sragi saat ini belum ada laporan. Namun masyarakat sudah kita imbau waspada sebab Sungai Way Katibung ini berhilir di sana,\" ujar Kepala BPBD Lampung Selatan Dulkahar kepada Radar Lamsel, Kamis (27/10) .Bang Dul begitu Dulkahar biasa disapa, juga mengingatkan kepada warga di Kecamatan Sidomulyo, Waysulan, Candipur dan Katibung agar tetap waspada dengan kondisi alam yang belum stabil.
“ Kita tetap ingatkan agar mewaspadai banjir. Sementara aktifitas dekat sungai ditiadakan dulu sampai banjir benar-benar surut. Mengingat sudah dua nyawa tewas, dan dua orang bahkan masih dalam pencarian,” pungkasnya.Laporan yang diterima Radar Lamsel, di Kecamatan Palas dan Kecamatan Sragi hingga Kamis petang masih terpantau aman. Namun begitu masyarakat disana mulai khawatir menyaksikan kabar duka yang menimpa warga di Kecamatan Sidomulyo, Candipuro, Way Sulan dan Katibung.
“ Di Sragi belum mas. Mudah-mudahan dijauhkan dari banjir sebab kami sudah mulai khawatir melihat kondisi cuaca akhir-akhir ini yang sering hujan seharian,” ujar Prapto (34) warga dari Kecamatan Sragi.Begitu pula di Kecamatan Palas, Petani disana mulai cemas sekaligus was-was. Lantaran Palas kerap jadi langganan banjir akibat meluapnya air sungai. Tak jarang petani disana harus gigit jari lantaran gagal panen sebab tanaman padinya terendam banjir hingga berhari-hari lamanya.
“ Kami khawatir sawah terendam lagi. Kalau terendam lagi positif puso, uang modal gagal balik. Sementara sawah menjadi tumpuan satu-satunya bagi pemasukan petani disini,” ucap Nyoto (45) kaum petani dari Palas. (vid)