KETAPANG – Tahun 2022 merupakan tahun ketiga bagi I Ketut Sinda Atmita memimpin Desa Sumbernadi, Kecamatan Ketapang. Kondisinya tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Yakni, persoalan bencana Covid-19. Wabahnya mulai menurun. Namun, pemulihan perekonomian pasca bencana wabah virus corona itu butuh waktu dan biaya yang cukup besar. Untuk itu, pemerintah pun mengambil kebijakan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah desa untuk menanggulangi dampak bencana Covid-19 itu. Salah satunya yaitu membagi pos anggaran dana desa (DD) yang di gelontorkan pemerintah pusat tahun ini. Diketahui, pemerintah desa harus mengalokasikan 40 persen dari dana desa untuk penanggulangan bencana dari dana desa yang di terima setiap desa. Tidak hanya itu, untuk pemulihan perekonomian masyarakat pemerintah juga membagi pos anggaran dana desa untuk ketahanan pangan sebesar 20 persen. Jadi, pemerintah desa hanya mengelola sepenuhnya anggaran dana desa sebesar 40 persen. Anggaran tersebut disesuaikan program yang telah dirumuskan pemerintah desa melalui musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes) yang dilaksanakan setiap tahun. Seperti diketahui, Pemerintah Desa (Pemdes) Sumbernadi, Kecamatan Ketapang tahun ini mendapat bantuan dana desa (DD) sebesar Rp680.558.000. Sementara alokasi dana desa (ADD) tahun 2022, Pemdes Sumbernadi mendapatkan sebesar Rp346.762014. Selain mendapatkan bantuan DD dan ADD, pemerintah Desa Sumbernadi juga mengelola anggaran yang bersumber dari pendapatan asli desa (PAD) sebesar Rp8.475.000 dan BHPR sebesar Rp15.000.000. Dari sejumlah sumber pendapatan itu, Pemdes Sumbernadi mengelola APBDes tahun 2022 dengan total Rp1.050.795.014. Dana milyaran rupiah itu digunakan untuk sejumlah program kegiatan yang sudah di rumuskan sebelumnya. Yakni, dialokasikan untuk bidang penyelenggaraan pemerintahan desa sebesar Rp 454.263.418,72, bidang pelaksanaan pembangunan Rp145.054.610,00, bidang pembinaan masyarakat Rp72.400.000, bidang pemberdayaan Rp76.555.800,00 dan bidang penanggulangan bencana, darurat dan medesak Rp328.046.000. Kepala Desa Sumbernadi I Ketut Sinda Atmita mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk melaksanakan program kerja sesuai harapannya saat mencalonkan diri sebagai kepala desa tiga tahun silam. Sebab, bencana virus Covid-19 membuat dirinya tidak fokus membangun desa sesuai cita-citanya.
“Habis anggaran dana desa tersedot untuk penanggulangan bencana. Setelah bencana wabah virus covid-19 mereda pemerintah desa harus fokus pemulihan perekonomian akibat dampat covid-19.Kami hanya mengelola 40 persen dari dana desa untuk program yang telah kami rumuskan. Selebihnya sekitar 60 persen di peruntukkan penanggulangan bencana 40 persen dan 20 persen untuk program ketahanan pangan,” tutur Ketut Sinda Atmita dikantor desa. Tahun 2023, Prioritaskan Pembangunan Jalan Tahun 2022, Pemdes Sumbernadi merealisasikan pembangunan jalan usaha tani di RT:5, Dusun II dengan panjang 150 meter dan lebar 2 meter jenis pembangunan cor beton. Pembangunan jalan usaha tani ini menggunakan anggaran DD yang diposkan untuk ketahanan pangan. Pembangunan lainnya yang dilaksanakan tahun ini adalah pembangunan saluran drainase di depan kantor balai desa. Pembangunan saluran drainase tersebut menggunakan anggaran dana bagi hasil. Menurut Kepala Desa kelahiran Bali, 6 Juni 1975 ini, sejak bencana Covid-19 melanda, sejumlah pembangunan jalan di tunda. Yakni, pembangunan jalan Gusti Ngurah Rai sepanjang sekitar 1500 meter. Jalan itu melewati RT:4,5 dan6 dengan kondisi jalan lapen rusak berat. Selanjutnya, jalan menuju Pura Segara (Laut) dengan panjang jalan sekitar 320 meter. Rencana dibangun cor beton.
“Hampir setiap tahun sejak tahun 2020, dua jalan itu menjadi prioritas. Namun karena bencana covid-19 rencana pembangunan dua jalan itu tertunda sampai saat ini. Tahun 2023 kedua jalan itu kembali menjadi prioritas untuk dibangun. Ini sesuai hasil Musrenbangdes yang sudah kami laksanakan belum lama ini. Kami berharap tahun depan bisa terlaksana,” katanya. “Rencananya, jalan Gusti Ngurah Rai sepanjang 1500 meter itu akan dibangun Hotmix. Sedangkan jalan menuju pura Segara (Laut) akan di bangun cor beton,” imbuhnya.Menurut suami dari Ni Wayan Suladri ini, selain fokus membangun jalan desa, pihaknya juga mengajukan perbaikan jalan kabupaten yang sampai saat ini belum ada tindaklanjut. “Jalan kabupaten yang tertunda pembangunannya sampai saat ini adalah pembangunan jalan terusan Sumbernadi menuju Desa Tamansari sepanjang 450 meter. Tahun ini sudah di ukur oleh pihak konsultan namun tidak terealisasi,” keluhnya. Program Ketahanan Pangan untuk Pulihkan Perekonomian Masyarakat Untuk memulihkan perekonomian masyarakat pasca pandemi Covid-19, pemerintah meluncurkan program ketahanan pangan. Pada program ini, pemerintah pusat melalui anggaran dana desa mengambil kebijakan pelaksanaan pembangunan jalan usaha tani dan pengadaan bantuan ternak secara bergulir untuk masyarakat. Pos anggaran dari dana desa, pemerintah pusat mewajibkan kepada pemerintah desa untuk mengalokasikan program ketahanan pangan sebesar 20 persen dari dana desa yang diterima. Yakni, 10 persen untuk pembagunan jalan usaha tani dan 10 persen pengadaan hewan ternak.
“Mulai tahun ini ada kebijakan program ketahanan pangan. Di Desa Sumbernadi, kami membangun jalan usaha tani sepanjang 150 meter dengan jenis cor beton. Untuk ketahanan pangan bidang peternakan, kami melakukan pengadaan hewan ternak babi sebanyak 25 ekor atau berat total 1100 kilogram,” kata Ketut Sinda.Namun sayang, lanjut Kades Sumbernadi, pengadaan hewan ternak babi sebanyak 25 ekor tersebut tidak membuahkan hasil. Sebab, setelah dibagikan kepada warga ternak babi itu mati akibat terserah virus ASF.
“Semua ternak babi itu mati karena virus ASF. Rencana tahun depan untuk ketahanan pangan bergerak pada perikanan tambak. Dipilihnya perikanan untuk mempercepat putaran dana di desa. Bahkan di Desa Sumbernadi memiliki potensi perikanan tambak,”terangnya.Penanggulangan Bencana, Darurat dan Medesak Pemerintah Desa Sumbernadi mengalokasikan dana untuk program penanggulangan bencana, darurat dan mendesak sebesar Rp328.046.640, 00. Dana tersebut dialokasikan untuk bantuan langsung tunai (BLT) yang bersumber dari dana desa (DD). Di Desa Sumbernadi, jumlah penerima BLT-DD sebanyak 76 KPM. Masing-masing KPM menerima bantuan Rp300 ribu selama 12 bulan. “Jumlah penerima BLT-DD masih tetap seperti tahun lalu. Selain BLT, warga kami juga menerima bantuan PKH dan BPNT dengan jumlah 44 KPM. Warga yang tidak mendapat BLT akan diberikan bantuan PKH atau BPNT,” kata Ketut Sinda Atmita. Selain memberikan bantuan BLT, dana penanggulangan bencana tersebut juga di gunakan untuk biaya operasional penanggulangan bencana Covid-19. “Kami juga melakukan penyemprotan Desinvektan kerumah-rumah warga dan memberikan masker,”ujarnya. Selain fokus kepada penanggulangan bencana covid-19 dan pemulihan perekonomian masyarakat, Pemdes Sumbernadi dibawah pimpinan Ketut Sinda Atmita juga tetap melaksanakan program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa. Sejumlah program dilaksanakan, seperti pembinaan terhadap tim penggerak PKK desa, pembinaan kepemudaan, pembinaan keagamaan, pendidikan dan kesehatan.
“Untuk tim penggerak PKK, kegiatan yang dilaksanakan adalah budidaya ikan air tawar, berkebun dan peternakan. Bidang pembinaan, pemerintah desa memberikan isentif bagi guru PAUD, guru Pasraman dan kader kesehatan desa,” tuturnya. Sementara bidang pemberdayaan, aparatur desamemberikan makanan tambahan bagi balita,” paparnya. (man)