Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur dan Mobil Ambulance Desa

Kamis 08-12-2022,06:39 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

KETAPANG – Tahun 2022, Pemerintah Desa (Pemdes) Sumur, Kecamatan Ketapang mengelola anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) sebesar Rp1.935.352.125,00. Jumlah itu bertambah sedikit dari tahun lalu yang jumlahnya RP1.894.220,720. APBDes tahun 2022 bersumber dari kucuran dana desa (DD) sebesar Rp1.222.066.000,00, alokasi dana desa (ADD) Rp659.426.814,00, bagi hasil pajak dan retribusi Rp15.000.000 dan Silpa tahun 2021 Rp38.859.311,00. Dana milyaran rupiah tersebut dialokasikan untuk sejumlah program kerja pemerintah desa yang telah dirumuskan dan di prioritaskan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) setiap tahun. Yakni, bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa, bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa, bidang Pembinaan Kemasyarakatan, bidang Pemberdayaan Masyarakat dan bidang Penanggulangan Bencana, darurat dan Mendesak. Dibidang penyelenggaraan pemerintah desa, Pemerintah Desa Sumur mengalokasikan anggaran sebesar Rp775.116.625,00. Selanjutnya bidang pembangunan desa dianggarkan dana sebesar Rp388.169.800,00. Bidang pembangunan tersebut meliputi sub bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang dan sub bidang perhubungan, komunikasi dan informatika. Kemudian bidang pembinaan kemasyarakatan. Bidang ini mendapatkan pos anggaran sebesar Rp146.056.000,00. Bidang pemberdayaan masyarakat Rp57.876.700,00 dan bidang penanggulangan bencana sebesar Rp588.133.000,00. Pembangunan Infrastruktur Tetap Jadi Prioritas Utama Pemdes Sumur, Kecamatan Ketapang tahun 2022 merealisasikan program pembangunan infrastruktur sebanyak dua titik. Dua titik itu berada di Dusun Yogaloka tepatnya di RT:04. Jenis jalan yang dibangun adalah jalan cor beton usaha tani dengan panjang 310 meter, lebar 3 meter dan tebal 0,15 meter. Pembangunan jalan pertanian itu menggunakan anggaran ketahanan pangan yang bersumber dari dana desa (DD). Selanjutnya pembangunan jalan cor beton dipemukiman warga Dusun Sumur Induk dengan panjang 125 meter, lebar 3 meter dan tebal 0,15 meter. Pembangunan ini menggunakan anggaran dana desa (DD). Masih ditempat yang sama, Pemdes Sumur juga membangun jalan cor beton sepanjang 63 meter, lebar 3 meter dan tebal 0,15 meter dengan sumberdana berasal dari alokasi dana desa (ADD). Meski tahun ini berhasil membangun dua titik jalan cor beton, namun itu masih jauh dari harapan sebelumnya. Sebab, pemerintah desa setempat terpaksa menunda rencana pembangunan jalan karena keterbatasan anggaran akibat dialihkan untuk penanggulangan bencana dan pemulihan perekonomian masyarakat setempat. Kepala Desa Sumur I Nyoman Prima Wijaya didampingi aparatur desanya mengatakan, pembangunan jalan tertunda tahun ini adalah jalan cor beton di Dusun II Harapanjaya tepatnya di RT;03. Jalan ini merupakan jalan lanjutan pembangunan di Dusun Sumur Induk. Berdasarkan hasil Musrenbangdes, jalan tersebut akan dilanjutkan tahun 2023 dengan menggunakan dana desa dengan panjang jalan 375 meter. Lebih lanjut Nyoman Sabri, panggilan akrab I Nyoman Prima Wijaya mengungkapkan, pembangunan jalan yang tertunda yakni di Dusun Yogaloka tepatnya di RT;06 dengan panjang jalan 233 meter. Tahun 2023 juga mendapat prioritas untuk dilanjutkan pembangunannya.

“Dua titik jalan cor beton yang akan dibangun tahun 2023 itu mestinya dibangun tahun ini. Tapi karena anggarannya tidak mencukupi akhirnya ditunda. Pembangunan jalan cor beton yang tertunda tahun ini akan mendapat prioritas utama tahun 2023,” kata Nyoman Prima Wijaya.

Pembangunan infrastruktur jalan memang menjadi prioritas utama Nyoman Sabri saat mencalonkan diri sebagai Kepala Desa. Ia ingin melihat pemerataan pembangunan jalan di desanya. Sebab, masih banyak jalan-jalan kampung yang butuh dibangun untuk memperlancar mobilitas warga. Berdasarkan catatan, terdapat sekitar 2,5 kilometer jalan yang butuh dibangun. Itu sudah termasuk pembangunan jalan gang-gang di pemukiman warga.
“Pembangunan infrastruktur jalan sangat dibutuhkan masyarakat untuk memperlancar akses masyarakat dan memperlancar angkut hasil bumi,” ujarnya.
Selain memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan, prioritas kedua adalah mengadakan mobil ambulance desa. Program ini sudah menjadi tekadnya saat mencalonkan diri sebagai kepala desa untuk membantu masyarakat mendapat akses cepat pelayanan kesehatan.
“Karena letak Desa Sumur cukup jauh dari pusat pelayanan kesehatan di kecamatan sehingga dibutuhkan kendaraan ambulance desa untuk melayani masyarakat secara gratis,” papar suami Wiwik Sulistiningsih ini.
Menurut Kades Sumur yang memiliki masa jabatan hingga tahun 2025 itu, prioritas utama selama memimpin desa yang memiliki 9 dusun dan 28 RT ini adalah pembangunan infrastruktur jalan. Dikatakan, pembangunan infrastruktur jalan menjadi prioritas utama untuk membangun Desa Sumur yang lebih baik dan maju.
“Kalau pembangunan jalan sudah memadai untuk memperlancar akses transportasi dalam desa, mudah-mudahan perekonomian masyarakat bisa meningkat. Jika pembangunan jalan sudah selesai, sektor-sektor lainnya juga menjadi pendukung untuk memajukan Desa Sumur kedepannya. Seperti sektor pertanian, peternakan, UMKM dan sektor lainnya,” jelasnya.
Program Ketahanan Pangan untuk Pulihkan Ekonomi Masyarakat Pandemi Covid-19 berlahan mulai berlalu. Dampak yang ditinggalkan wabah virus Corona selama tiga tahun terakhir cukup dirasakan masyarakat terutama sektor perekonomian. Untuk memulihkan perekonomian masyarakat, pemerintah mulai mengambil kebijakan strategis. Yakni, mengalokasikan dana desa (DD) yang di kucurkan pemerintah pusat untuk program ketahanan pangan sebesar 20 persen dari perolehan DD setiap masing-masing desa. Program ketahanan pangan itu meliputi, pembangunan sarana infrastruktur jalan yang menghubungkan jalan pertanian (jalan usaha tani) dan pengembangan peternakan di desa sesuai potensi yang di miliki desa tersebut. Seperti Desa Sumur, Kecamatan Ketapang. Pemdes setempat mengembangkan peternakan kambing. Oleh pemerintah desa setempat membeli ternak kambing sebanyak 13 ekor. Selain membeli kambing, pemerintah desa sumur juga membeli mesin pencacah rumput dan obat ternak.
“Program ketahanan pangan untuk peningkatan budidaya kambing sebanyak 13 ekor dan belanja mesin pencacah rumput dan obat ternak merupakan masuk dalam bidang pemberdayaan masyarakat. Program kedepan bisa dilanjutkan jika diwajibkan. Sebab, program yang utama pemerintah desa sesuai hasil musrenbang adalah membangun infrastruktur,” jelasnya. “Program pembinaan juga harus tetap dilaksanakan. Tahun ini, program pembinaan masyarakat yang dilaksanakan diantaranya penguatan tenaga linmas, pembinaan grup seni dan budaya. Selanjutnya, penyelenggara agama seperti pengajian, dan lomba-lomba. Bantuan sosial keagamaan seperti insentif guru ngaji dan lainnya juga menjadi perhatian pemerintah desa. Bidang pemuda dan olahraga serta kelembagaan PPK juga sama,” terangnya.
Desa Sumur Bagikan BLT untuk 136 KPM Pemerintah Desa Sumur tahun ini mengalokasikan dana untuk penanggulangan bencana, darurat dan mendesak sebesar Rp588.133.000,00. Besaran dana itu diperuntukkan penanggulangan bencana Rp 98.533.000. Sedangkan sisanya untuk bidang keadaan mendesak Rp489.600.000. Untuk bidang penanggulangan bencana, oleh pemerintah desa untuk kegiatan edukasi dan sosialisasi, persiapan isolasi, penyediaan sembako, pengadaan barang atau bahan, tabung oksigen, handsanitazer, pos Covid-19, sabun, masker dan honorium. Selanjutnya, bidang keadaan mendesak diperuntukkan pembagian bantuan langsung tunai (BLT). Desa Sumur membagikan BLT untuk 136 KPM. Jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 73 KPM. Masing-masing KPM mendapat bantuan sebesar Rp300 ribu perbulan selama satu tahun.
“Selain BLT, warga yang terdampak Covid-19 tapi tidak tercover dari dana desa (BLT), warga akan mendapat bantuan dari pemerintah berupa PKH dan BPNT,” pungkasnya. (man)
Tags :
Kategori :

Terkait