Srawung Seni Sawah: Menjaga Alam Melalui Seni

Senin 09-01-2023,05:38 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

MERBAU MATARAM, RADARLAMSEL.COM – Seni bukan hanya fungsi sebagai sarana rekreasi, lebih dari itu seni dibuat sebagai media edukasi untuk menumbuhkan nilai estika dan etika. Seperti pertunjukan seni Srawung Seni Sawah #2 yang diprakarsai Agus Gunawan dan Kominitas Anak Sawah di Desa Triharjo, Kecamatan Merbau Mataram yang telah berhasil membuka sanubari masyarakat betapa pentingnya menanam dan menjaga lingkungan. Agus Gunawan menuturkan, ajang pertunjukan Srawung Sawah ini telah digagas bersama Komunitas Anak Sawah sejak dua tahun lalu, tepatnya di awal tahun 2020 lalu. Srawung Seni Sawah ini menjadi sebuah edukasi kepada masyarat tentang pentingnya menanam dan menjaga lingkungan yang disampaikan melalui pertunjukan seni.

“Srawung Seni Sawah pernah kita laksanakan pada 2020, dan sempat terhenti di selama pandemi. Kegiatan ini kita gagas untuk memberikan edukasi, memberikan kesadaran kepada masyarakat betapa pentingnya menanam dan menjaga alam demi keberlangsungan hidup yang disampaikan melalui pementasan seni,” kata lelaki kelahiran Kediri lima puluh tahun lalu iti, Minggu (8/1) kemarin.
Srawung Seni Sawah yang dilaksanakan sejak 3 hingga 7 Januari itu juga bukan menarik ratusan penggiat seni dari Lampung. seniman dari Pulau Jawa hingga senima tari dari Meksiko, Viktor Hugo juga turut andil dalam kegiatan itu. Agus menungukapkan, tak kurang dari 36 seni pertujukan yang dipentaskan dalam ajang Srawung Seni Sawah #2 itu. Mulai dari pertunjukan musik, tari, hingga teater yang sarat makna tentang pentingnya menjaga alam. Salah satunya tarian naga yang memiliki arti sebagai penjaga penjaga keseimbangan alam.
“Kegiatan ini dihadiri oleh penggiat seni dari sebagian besar wilayah Lampung, salah satunya Teater Satu yang sudah mendunia. Dari Jawa seperti Jakarta dan Klaten bahkan penari dari Meksiko juga turut andil. Semuanya ada 36 pertunjukan seni, mulai dari musik, puisi, tari, hingga teater,” ungkap Agus.
Srawung Seni tak hanya mementaskan seni pertujukan saja. Selama satu pekan kegiatan juga diisi dengan kegiatan penanaman padi serta ritual menanam pohon beringin dan cendana dengan nuansa teatrikal.
“Pada puncak acara 8 Januari diisi dengan menanam padi juga ritual menanam pohon beringin sebagai penjaga air dan pohon cendana. Pada bagian pertunjukan ini kita menyampaikan pesan betapa sulitnya perjuangan menanam pendahulu kita demi kelangsungan hidup,” terangnya.
Selain diisi dengan pertunjukan seni, Srawung Seni Sawah #2 yang menjadi rentetan Festival Krakatau ini juga diisi beragam dengan workshop pemanfaatan air hujan menjadi air bersih, eco printing, sampai memberikan memberikan pelatihan menyulam tapis kepada pengunjung.
“Pada kegiatan ini kita juga memberikan pelatihan langsung tentang tapis, batik, ecoprinting, hingga pengolahan air hujan menjadi air bersih. Srawung Seni Sawah juga membuat perlombaan permainan tradisional salah satunya lomba balap pelepah,” sambungnya.
Lelaki yang pernah menjadi penggiat seni di Padepokan Seni Bagong Yogyakarta ini menuturkan, Srawung Seni Sawah akan terus berlangsung di tahun-tahun berikutnya untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat pentingnya menanam dan menjaga alam.
“Harapan kita Srawung Seni Sawah bisa menjadi media untuk membuka kesadaran masyarakat pentingnya menanam dan menjaga alam, sebagai masyarakat kita harusnya menyadari ini,” harapnya.
Salah satu penggiat seni musikalisasi puisi yang mementori SMA Negeri 1 Tanjung Bintang, Dwi Satria Yuda mengaku, Srawung Seni Sawah sebuah representasi tentang menjaga alam. Pada kegiatan itu Kelompok Seni SMA Negeri 1 Tanjung Bintang mementaskan musikalisasi puisi, Surat Dari Ibu. Menurutnya puisi Karya Asrul Sani ini memiliki makna bahwa alam tak ubahnya seorang ibu yang telah memberikan kehidupan bagi anak-anaknya. Alama telah menyediakan apapun untuk kehidupan anaknya dimanapun ia berada.
“Menjaga alam, berarti menjaga keberlangsungan hidup. Artinya kita sebagai manusia wajib menjaga alam, menjaga ibu bumi. Kegiatan ini sangat representatif, memeberikan pemahaman tentang pentingnya menanam dan merawat alam,” pungkasnya. (vid)
Tags :
Kategori :

Terkait