TANJUNG BINTANG, RADARLAMSEL.COM - Melihat kondisi sampah non organik yang semakin melimpah, Kelompok Pemuda Peduli Lingkungan (KPPL) RT 05, Dusun 2B, Desa Serdang, Kecamatan Tanjungbintang berinisiatif mengolahnya menjadi sebuah paving block. Sayangnya, akibat keterbatasan alat yang dimiliki oleh kelompok pemuda disana, dalam satu harinya, KPPL baru bisa memproduksi enam buah paving block saja. Padahal, permintaan dari warga sekitar cukup banyak. Hingga saat ini, proses peleburan sampah non organik tersebut masih menggunakan tungku kayu tradisional. Dalam mencetak satu buah paving block membutuhkan sekitar 2 kilogram sampah non organik.
\"Prosesnya sampai tiga jam karena alat kita memang terbatas, pakai cara tradisional seperti ini memang lama karna panas nya nggak stabil,\" Ucap Ketua KPPL, Agus Budianto kepada Radar Lamsel di Desa Serdang.Menurutnya, pengolahan limbah sampah non organik semacam ini baru pertama kalinya ada di Lampung Selatan bahkan di Provinsi Lampung. Kegiatan ini sudah mereka jalani selama tiga bulan terakhir.
\"Sekarang kita mendapatkan sampah-sampah ini dari swadaya masyarakat sekitar, sebelumnya kita ambil di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Ini baru yang pertama kali di Lampung, boleh di cek,\" Jelasnya.Setiap satu buah paving block nya dijual dengan harga Rp 4.500, harga itu dinilai lebih hemat dibandingkan dengan paving blok berbahan dasar semen, bahkan daya tahan bebannya pun lebih diunggulkan.
\"Sebelumnya memang sudah pernah kami uji, dilindas pakai mobil besar tetap kokoh. Tapi bagaimanapun kedepannya ini tetap akan kami uji di lab untuk mengetahui daya tahan panasnya juga,\" Kata dia.Oleh sebab itu, Agus juga begitu mengharapkan peran serta Pemerintah untuk dapat mengembangkan pengelolaan sampah non organik yang dilakoni oleh sekelompok pemuda yang memiliki keperdulian terhadap kebersihan lingkungan itu.
\"Pemerintah Desa yang jelas mendukung. Rencananya kami akan membuka stand di lokasi Musrenbang besok supaya Bapak Bupati, H. Nanang Ermanto bisa mengetahui proses pembuatannya,\" Pungkasnya. \"Di Bali juga sudah ada pengolahan sampah non organik semacam ini dan hasilnya sudah bisa expor keluar negeri. Harapan kami kedepannya juga bisa seperti itu,\" Imbuhnya. (rfk)