RADARLAMSEL.COM-Serangan hama penggerek batang kian menjadi keluhan petani wilayah Palas. Tak hanya di Desa Bali Agung, hama klaper ini juga menyerang tanaman padi di Desa Pulau Tengah.
Bahkan di Desa Pulau tengah luas tanaman padi yang mendapat serangan hama ulat penggerek batang mencapai 70 hektar.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Gapoktan, Desa Pulau Tengah, Muhtadi mengatakan, serangan hama yang terjadi selama dua pekan belakangan ini telah merusak 70 hektar tanaman padi di Desa Pulau Tengah.
“Setidaknya sudah ada 70 hektar tanaman padi yang dilaporkan petani mendapat serangan hama penggerek batang. Serangan hama ini juga telah menimbulkan dampak kerusakan, tanaman padi sudah memerah,” kata Muhtadi kepada Radar Lamsel, Kamis (11/5) kemarin.
BACA JUGA:Partai Lain Jangan Sampai Kelupaan, KPU Tutup Pendaftaran Tanggal 14 Mei Sore Hari
Muhtadi mengungkapkan, hama ulat penggerek batang ini menyerang tanaman padi yang mengikuti musim tanam ke dua. Rata-rata tanaman padi yang mendapat seranga hama berada direntang usia 30 hingga 40 hari setelah tanam.
“Di Pulau Tengah ini kan, musim tanamnya dua kali karena ada banjir. Yang diserang hama merupakan padi yang tanam ke dua ini, kalau tanam pertama aman, sudah keluar buah,” ucapnya.
Muhtadi mengaku, hingga saat ini petani masih melakukan upaya pengendalian guna mengurangi dampak kerusakan akibat hama kresek ini.
“PPOPT dan penyuluh juga sudah turun. Sampai saat ini petani masih berusaha melakukan pengendalian untuk mengurangi dampak kerusakan. Kalau tidak dikendalikan dampaknya bisa fatal, buah padi bisa hampa,” terangnya.
Ketuga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Balijaya, Desa Bali Agung, Dewo Aji Sastrawan juga mengaku, tanama padi yang mendapat serangan hama ulat penggerek batang merupakan padi yang ditanam di musim ke dua setelah banjir pada awal Maret lalu.
“Petugas pengendali organisme pengganggu tanaman (PPOPT) sudah turun kemarin. Sudah diarahkan untuk melakukan pengendalian,” ujarnya.
Sementara itu PPOPT Kecamatan Palas Jaka Purnama juga tak menepis, serangan hama ini disebabkan musim tanaman padi yang tidak merata. Ia juga berharap petani terus melakukan pengendalian demi mengurangi dampak kerusakan.
“Tingkat kerusakan masih sedang. Artinya masih bisa dilakukan pencegahan. Kita juga sudah memberikan arahan petani untuk terus melakukan pengendalian dengan bahan aktif,” pungkasnya. (vid)