PALAS, RADARLAMSEL.COM – Musim tanam gadu di Kecamatan Sragi kini menghadapi dilema akibat curah hujan yang tak menentu. Meski hampir satu pekan belakangan curah hujan meningkat namun petani padi belum melakukan oleh tanah.
Meski saat ini pasokan air telah mencukupi untuk olah tanah, namun petani khawatir curah hujan akan terhenti sehingga petani kembali kesulitan air,
Plt. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Sragi, Haryono mengungkapkan, curah hujan yang terjadi selama satu pekan belakangan sudah mencukupi kebutuhan air petani padi untuk melakukan olah tanah.
“Meski kebutuhan air untuk olah tanah sudah mencukupi, tapi belum ada petani yang melakukan olah tanah. Bahkan untuk di Desa beberapa desa ada tanaman semangka yang terendam banjir akibat tingginya curah hujan sepekan ini,” kata Haryono kepada Radar Lamsel, Rabu (21/6) kemarin.
BACA JUGA:Hewan Kurban Pilek, Disnak: Tidak Berbahaya
Haryono mengungkapkan, dengan kondisi cuaca yang tidak menentu membuat sebagian besar petani di wilayah Sragi dilema untuk melakukan olah tanah.
Petani khawatir curah hujan akan terhenti sehingga menyebabkan kekurangan pasokan air.
“Seharunya sekarang sudah masuk kemarau. Tapi sepekan ini curah hujan tinggi. Yang ditakutkan petani ketika sudah masuk olah tanah hujan berhenti, dan air asin dari laut akan masuk ke saluran pengairan,” sambungnya.
Meski begitu, dibeberapa desa wilayah Sragi kini sudah melakukan olah tanah seperti di Desa Mandalasari dan Baktirasa.
“Sudah ada yang olah tanah. Di Baktirasa dan Mandalasari sebagian sudah olah tanah jika hujan terus menerus mungkin musim tanam jatuh di bulan juli. Tapi kalau kemarau musim tanam akan mundur,” pungkasnya. (vid)