KALIANDA, RADARLAMSEL.COM - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Lampung Selatan menampik jika persoalan virus Lumpy Sindrom Disease atau LSD di Kecamatan Palas lolos dari pengamatan. Sebab, pihaknya baru menerima vaksin hingga obat-obatan dari pemerintah pusat untuk penanganan penyakit tersebut, Senin (4/7/2023) lalu.
Kepala Disnakkeswan Lamsel, Ir. Rini Ariasih menegaskan, penanganan penyakit LSD pada ternak sapi harus cepat dan ekstra. Caranya, peternak harus memisahkan antara sapi yang sudah terinfeksi dengan sapi yang sehat.
"Bukan lolos dari pengamatan kita, tapi sudah kita anjurkan mereka (peternak'red) untuk melakukan penanganan secara mandiri. Tapi sekarang obat-obatan dan vaksin nya sudah kita distribusikan ke seluruh kecamatan. Maka kita himbau pada peternak sapi untuk memisahkan sapi sehat dan yang sakit agar penanganan nya cepat," ungkap Rini kepada Radar Lamsel via telepon, Kamis (6/7/2023).
Dia menjelaskan, vaksin dan obat-obatan yang mereka terima telah didistribusikan ke kecamatan pada Rabu (5/7/2023) kemarin. Jadi, bagi para peternak yang sapi nya terindikasi terpapar penyakit LSD bisa langsung menghubungi petugas di wilayah kerjanya masing-masing.
BACA JUGA:Tak Solutif Hadapi Banjir
"Nanti petugas akan membantu penangananya. Yang sakit kita obati dan yang belum terpapar akan kita vaksin untuk kekebalan tubuh supaya tidak terpapar," jelasnya.
Dia menyebutkan, jika tingkat kesembuhan penyakit LSD pada hewan ternak cukup tinggi dan mencapai 90 persen. Asalkan, penangananya benar dan tepat.
"Memang penularannya juga cepat. Apalagi pada anak sapi. Tapi jika melihat tingkat kematiannya cukup kecil hanya berkisar antara 3-5 persen. Makanya kita bisa simpulkan kalau tingkat kesembuhannya cukup tinggi," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan lebih lanjut soal penyebaran virus LSD. "Kita masih mendata dan menginventarisir. Maka saya himbau kepada peternak untuk melapor jika ada sapi yang terpapar LSD," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, penyebaran virus Lumpy Sindrom Disease atau LSD kian meresahkan para pelaku ternak sapi Desa Bumi Restu, Kecamatan Palas.
Sejak Ramadan lalu, jumlah hewan ternak yang terpapar virus LSD diperkirakan telah mencapai puluhan ekor, bahkan satu ekor sapi mati.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada penanganan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Selatan. Bahkan sejumlah petani terpaksa melakukan pengobatan secara mandiri dengan ongkos yang cukup tinggi.
Sugiman (50) salah satu peternak mengaku, sampai saat ini belum ada penanganan serius dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mencegah penyebaran virus. Padahal jumlah sapi yang terifeksi di desanya sudah cukup tinggi.
"Penyebaran sangat cepat, Mas. Sapi kawan-kawan yang kena penyakit lato-lato ini juga sudah cukup banyak. Namun sampai saat ini belum ada penanganan seperti penyuntikan anti virus belum ada," kata Sugimin kepada Radar Lamsel saat ditemui di kediamannya, Rabu (5/7). (idh)