KALIANDA, RADAR LAMSEL.DISWAY.ID - Musim kemarau panjang yang terjadi di Lampung Selatan sangat berdampak buruk terhadap lahan pertanian. Buktinya, puluhan ribu hektar lahan pertanian mengalami kekeringan dan ribuan diantaranya gagal panen alias puso.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Lampung Selatan, luasan lahan pertanian yang terdampak musim kemarau panjang mencapai 47 ribu hektar lebih.
Rinciannya, kekeringan pada tanaman padi yang terdampak el nino mencapai 23.990,3 hektar dan tanaman jagung 23.620,5 hektar. Hal ini ditegaskan Kepala DTPHP Lamsel, Bibit Purwanto didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan, Eka Saputra, Minggu (24/9/2023).
Dia mengatakan, dari luasan tersebut terdapat 6.056,7 hektar sawag mengalami kekeringan. “Rincianya, kekeringan ringan 3.268 hektar, sedang 1.934,7 hektare dan berat 473,25 hektare. Sementara yang dinyatakan dan luasannya mencapai 380,75 hektar,” ungkap Eka.
BACA JUGA:Kodim 0421/LS Gelar Baksos di HUT TNI
Kemudian untuk lahan tanaman jagung mengalami kekeringan mencapai 4.690,5 hektar. Yang terdiri dari kekeringan ringan 1.910,5 hektar sedang 2.067 hektar, dan berat 713 Ha.
"Lahan sawah yang kekeringan itu di Kecamatan Natar, Way Sulan, Jatiagung dan Ketapang. Bahkan, hingga mengakibatkan gagal panen atau puso," tegasnya.
Kondisi ini, lanjutnya, mengakibatkan DPTHP Lamsel tidak dapat mengatasi seluruh lahan yang terdampak el nino. Pasalnya, stok cadang benih daerah (CBD) Lampung Selatan saat ini hanya cukup untuk 1.950 hektar.
“Bantuan CBD akan diberikan kepada petani saat musim tanam mendatang. Semoga kondisi ini bisa segera berakhir. Kami akan upayakan untuk meminta tambahan bibit cadangan untuk membantu petani yang mengalami puso,” pungkasnya. (idh)