Belum Sempat Islah dengan Suami, Nuryanah Berpulang Tinggalkan Zainudin Kecil

Rabu 04-11-2015,01:44 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Kisah Nuryanah (29), dalam menjalani hidup sungguh memilukan. Warga Desa Triharjo, Kecamatan Merbaumataram yang memberi nama anaknya Zainudin, Senin (2/11), pukul 23.00 WIB itu berpulang kepangkuang sang Khalik. Laporan Edwin Apriandi, KALIANDA Radar Lamsel kaget begitu mendapat kabar bahwa Nuryanah, meninggal dunia. Kabar duka itu disampaikan Mentor Relawan Zamane (Zainudin Bersama Nanang Ermanto) H. Dwi Riyanto melalui sambungan telpon. Bagaiman tidak, Radar Lamsel sempat dua kali mempublikasikan perempuan yang melahirkan disela-sela kegiatan kampanye dialogis calon Bupati H. Zainudin Hasan di Dusun Panglong, Desa Triharjo, Kecamatan Merbaumataram pada Sabtu (24/10), tepatnya 10 hari lalu. Namun perempuan hebat yang melahirkan Zainudin kecil itu tinggal nama. Rasa terkejut juga dikarenakan Nuryanah selama ini dalam kondisi baik. Tidak ada catatan buruk tentang kesehatannya sebelum maupun setelah melahirkan. Riwayat kesehatan juga baik-baik saja. Tapi, bicara suratan takdir, siapa yang menyangka. Belum lama nama Nuryanah menghangatkan pemberitaan media tentang sosoknya yang menunjukan kecintaan terhadap calon Bupati Lamsel Zainudin Hasan dengan memberikan nama kepada anak keduanya, Zainudin. Kini ia harus meninggalkan Zainudin yang baru berumur 10 hari dan anak pertamanya, Aria (9). Tak hanya Radar Lamsel, masyarakat di Desa Triharjo Merbaumataram juga terkejut mendapat kabar duka itu. Sebab, para tetangga menilai Nuryanah baik-baik saja sebelum maupun sesudah melahirkan. Hal yang membahagiakan bagi masyarakat setempat adalah anak almarhumah mendapatkan jaminan beasiswa dari Calon Bupati Lampung Selatan H. Zainudin Hasan. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, Nuryanah sebelumnya tidak pernah mengeluhkan kondisi kesehatannya. Hal yang selalu dikeluhkan adalah persoalan rumah tangga. Maklum, Nuryanah tengah mengalami keretakan rumah tangga dengan Syahril (35), suaminya. “Mengenai itu (persoalan rumah tangga), kami sudah berusaha untuk memediasinya,” kata Mentor Relawan Zamane H. Dwi Riyanto kepada Radar Lamsel, kemarin. Menurut Dwi, Relawan Zamane sempat membujuk agar Syahril, menemui Nuryanah dan menjenguk kedua anaknya. Sabtu (31/10), lalu, Syahril bersedia untuk datang ke kediaman Nuryanah yang tinggal dirumah kakaknya, Jasih (35). Namun, Syahril tidak masuk kerumah dan pergi begitu saja. “Kami juga tidak tahu mengapa. Kami sempat meyakinkan almarhum untuk kembali membujuk Syahril,” kata Dwi. Dwi menduga, persoalan keluarga yang dihadapi almarhumah menjadi beban terberat dipundak. Kemungkinan karena beban pikiran itu, Senin (2/11) malam, Nuryanah mengeluh tidak enak badan. Almarhumah mengaku sesak napas dan sempat muntah darah. Lalu, Jasih memberikan pertolongan dengan mengerik tubuh dan membaluri dengan obat gosok minyak angina. Tak begitu lama, Nuryanah tak sadarkan diri dan meninggal. “Saya dikabari keluarga almarhumah pukul 06.00 WIB. Saya juga kaget sekali. Kami sangat terpukul dan merasa kehilangan. Karena almarhum sudah seperti menjadi bagian Relawan Zamane,” ungkap mantan Komisioner KPU Lamsel itu. Kabar meninggalnya Nuryanah langsung menyebar. Puluhan Relawan Zamane datang untuk mengucapkan bela sungkawa. Para Relawan Zamane juga ikut bertakziah, berdoa dan membantu proses pemakaman. Jasih (35) kakak Nuryanah mengaku pasrah dengan kehendak sang Khalik memanggil adiknya. Ia juga mengaku akan membesarkan dua anak Nuryanah, Aria dan Zainudin. “Sudah keinginan Gusti Allah. Kami pasrahkan semuanya,” lirih Jasih. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait