SRAGI, RADARLAMSEL.DISWAY.ID – Dua balita di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi diduga mengalami stunting. Balita yang berada di Dusun Kuala Jaya itu mengalami pertumbuhan yang lambat.
Radar Lamsel mengkonfirmasi kepada tenaga medis di Sragi, setidaknya ada tiga balita di Kualajaya yang terindikasi mengalami stunting. Indikasi gejala stunting itu terlihat pada pertumbuhan yang lambat bila dilihat dari usia balita.
“Ada tiga balita yang memang mengalami pertumbuhan yang lambat atau pendek. Tapi balita ini belum bisa kita pastikan mengalami stunting,” kata tenaga medis yang enggan menyebutkan namanya itu, Senin (3/6).
Salah satu diantaranya merupakan warga Kecamatan Palas yang menetap sejak enam bulan lalu di Dusun Kualajaya, sementara dua balita lainnya merupakan warga berdomisili Desa Bandar Agung.
“Satu balita itu warga Kecamatan Palas, sebab orang tuanya sebagai buruh tambak di Kualajaya. Sementara dua balita lainnya memang warga asli Kualajaya,” sambungnya.
Narasumber ini menerangkan, meski ke tiga balita tersebut mengalami pertumbuhan yang lambat, namun belum bisa disebut stunting. Untuk memastikannya perlu ada pemeriksaan lanjutan ke dokter spesialis anak.
Ia juga mengaku, pertumbuhan lambat yang dialami oleh balita yang berasal dari Kecamatan Palas juga disebabkan penyakit Hidrosefalus.
“Satu balita yang dari Palas memang ada penyakit Hidrosefalus. Dua balita lainnya juga sudah ada pemeriksaan kesehatan, tapi tidak ada penyakit lain seperti TB (Tuberkulosis). Jadi mesti ada pemeriksaan lanjutan oleh dokter spesialis anak untuk memastikan stunting atau tidak,” terangnya.
Menurut WHO stunting merupakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia balita yang kurang dari -2 standar deviasi (SD). Perlu juga diketahu tidak semua balita pendek bisa dikatakan stunting, tapi balita stunting sudah pasti pendek. Maka sekali lagi, perlu ada pemeriksaan lanjutan dari dokter spesialis anak.
Narasumber ini menjelaskan, meski pertumbuhan balita lambat namun perkembangan kognitif dan bahasa tidak terganggu. Ia juga mengaku,di wilayah Sragi balita yang mengalami daya tumbuh lambat tidak hanya ditemukan di Bandar Agung saja.
“Kalau yang di Bandar Agung, balita masih bisa berkomunikasi dengan baik, anaknya cerdas. Berbeda dengan balita yang mengalami gejala stunting di desa lain, selain pendek juga susah bermunikasi,” katanya.
Salah satu balita di Kualajaya yang mendapat penanganan rutin dari Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sragi itu yakni Zia. Balita ini telah mendapat bantuan program makanan tambahan, namun balita berusia 20 bulan itu tak pernah diperiksa ke dokter spesialis. “Belum diperiksa ke dokter spesialis. Kendalanya terhambat di BPJS yang tidak aktif,” sambungnya.
Pemerintah desa dan tenaga medis Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sragi juga telah mengunjungi salah satu balita bersama pemerintah Desa Bandar Agung. Kepala Desa Bandar Agung Sapriyadi saat dikonfirmasi bahkan balita yang mendapat kunjungan tersebut merupakan balita stunting. “Iya, lur” jawabnya singkat melalui pesan whatsapp.
Berdasarkan keterangan narsumber Radar Lamsel, telah banyak ditemukan balita yang mengalami gejala stunting dengan daya tumbuh rendah. Namun sayangnya, para balita tersebut tak pernah mendapat pemeriksaan lanjutan dari dokter spesialis anak.
Sementara itu Kepala Unit Pelaskana Teknis (UPT) Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sragi Waluyo juga belum bisa dikonfirmasi atas dugaan kasus stunting di wilayah kerjanya itu. Pesan dan telepon Radar Lamsel, juga belum mendapat respon. (vid)