DKP Lamsel Perkuat Ketahanan Pangan Melalui Program P2L

Jumat 12-07-2024,16:04 WIB
Reporter : Iwan
Editor : admin

KALIANDA, RADARLAMSEL.DISWAY.ID – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Lampung Selatan terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui sejumlah program inovasi yang dilaksanakan, salahsatunya adalah program Pengolahan Pangan Lokal (P2L). 

Program tersebut diharapkan, bisa memberikan dampak positif bagi kebutuhan masyarakat di kabupaten Lampung Selatan, sekaligus mewujudkan kemandirian pangan nasional. Dengan terwujudnya kemandirian pangan di suatu daerah, maka akan mempercepat tercapainya ketahanan pangan nasional.

Kepala Bidang Kerawanan Pangan dam Gizi, Suryani mewakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lampung Selatan, Eka Riantinawati mengungkapkan, selama ini pihaknya gencar mensosialisasikan sekaligus memberikan pelatihan tentang tata cara pengolahan pangan lokal, kepada masyarakarat Lampung Selatan, khususnya yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) dan juga Gapoktan.

“Program pengolahan pangan lokal ini sudah kami laksanakan sejak tahun 2022 lalu. Alhamdulillah sekarang ini sudah terlihat hasilnya, dimana para KWT dan Gapoktan yang diberikan pelatihan sudah bisa memanfaatkan ilmu yang didapat,” ujar Suryani kepada Radar Lamsel di ruangkerjanya, Jumat (12/7).

BACA JUGA:SMAN 2 Kalianda Gelar Diklat Calon Penegak Bantara dan Pengembaraan Pramuka

Dijelaskannya, pemberian pelatihan tentang pengolahan pangan lokal kepada sejumlah KWT dan Gapoktan, itu dalam rangka mengembangkan sekaligus mempromosikan makanan lokal khas daerah. Sebab menurutnya, kabupaten Lampung Selatan kaya akan hasil pertanian yang dapat diolah menjadi makanan lokal seperti buah pisang, ketela, singkong, jagung, labu dan tanaman umbi-umbian lainnya. 

“Intinya untuk memperkuat ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah aneka bahan pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal non beras dan terigu, baik untuk dikonsumsi keluarga atau dipasarkan guna menambah pendapatan keluarga,” ungkapnya.

Dikatakannya, masih banyak masyarakat khususnya para pemilik usaha jasa boga yang belum bergairah untuk memanfaatkan hasil-hasil pertanian tersebut untuk diolah menjadi makanan lokal khas daerah. Padahal, makanan hasil olahan dari bahan pangan lokal seperti simpok labu, kue bolu singkong, roti gegandu, keripik pisang dan wingko pisang, maupun makanan ringan lainnya, memiliki rasa yang tidak kalah nikmatnya dengan makanan mewah.

“Oleh karena itu, dinas ketahanan pangan Lampung Selatan selalu mengagendakan pelatihan-pelatihan tentang cara-cara pengolahan makanan berbahan pangan lokal, bagi para kelompok wanita tani dan juga gapoktan. Dengan harapan terwujudnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga melalui peningkatan konsumsi dan ketersediaan pangan lokal, sekaligus juga sebagai upaya promosi makanan lokal khas daerah Lampung Selatan,” pungkasnya.

Diketahui, kegiatan pelatihan program inovasi pengolahan pangan lokal yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Lampung Selatan ditahun 2022 lalu, sudah menyasar ke 4 (empat) kelompok wanita tani atau KWT selaku penerima bantuan hibahalat pengolahan pangan.

Yaitu, KWT Sekar Tanjung, Desa Kali Asin Kecamatan Tanjung Bintang, KWT Mawar, Desa Tanjung Harapan Kecamatan Merbau Mataram, KWT Teratai, Desa Panca Tunggal Kecamatan Merbau Mataram, KWT Cahaya Intan, Desa Pisang Kecamatan Penengahan, dan satu Gapoktan Marga Jaya, Desa Marga Catur Kecamatan Kalianda. (*)

Kategori :