Tanggul Jebol, Ratusan Petani Sinar Pasemah Merugi

Jumat 07-10-2016,09:02 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

CANDIPURO –  Pasca banjir yang melanda Desa Sinar Pasemah, Kecamatan Candipuro sepekan lalu, ratusan petani merugi. Banjir itu menyebabkan tanaman cabai dan padi gagal panen. Sunaryo (50), anggota kelompok tani Sinar Pasemah mengatakan, petani mengalami kerugian akibat banjir yang merendam lahan seluas 400 hektar di desa setempat. “Seluruh petani merugi akibat tanggul yang tak kunjung diperbaiki,” kata dia kepada Radar Lamsel, Kamis (6/10) kemarin. Hingga kini Sunaryo dan petani setempat belum berani menanam jika tanggul penangkis yang jebol tidak diperbaiki. Tercatat ada empat desa yang lahan pertaniannya terendam banjir. “Selain Sinar Pasemah, Beringin Kencana, Rawaselapan dan Sidoasri juga terkena dampaknya,” ungkap Sunaryo. Kerugian tersebut lanjut Sunaryo, dikarenakan tanaman yang siap panen terendam air hasil luapan Sungai Way Katibung. Padahah, kata dia, modal petani saja belum kembali untuk biaya perawatan selama ini. “Para petani sekarang gigit jari, modal hasil pinjaman di Bank KUR saja belum bisa dikembalikan,” ujarnya. Sistem pinjam gali lubang-tutup lubang diakui Sunaryo sudah berjalan sejak lama. Seiring belum diperbaikinya tanggul yang jebol para petani didesa setempat terpaksa harus memutar otak. “Bahkan ada yang menggadaikan sertifikat rumah, ada pula yang meminjam kepada rentenir untuk menutupi biaya perawatan,” katanya lagi. Terpisah Kepala Desa Sinar Pasemah Puji Purwantoro membenarkan keluhan warganya tersebut. Pasca banjir yang terjadi pekan lalu, kini petani belum berani ambil resiko untuk kembali bertanam. “Musim ini kemungkinan para petani tidak menanam karena takut banjir lagi mas,” ujar Puji Purwantoro. Dikatakannya, tanggul jebol yang memisahkan Kabupaten Lamsel dan Lamtim itu sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki. Akibatnya petani setempat yang menanggung kerugian. “Jika ditotal kerugian mencapai ratusan juta rupiah,” beber dia. Sementara itu lanjut dia, pemerintah terkesan tutup mata. Padahal, jebolnya tanggul sudah terjadi cukup lama. “Ya begini, kalau jebol hanya ditinjau saja. Tidak ada actionnya mas,” kata dia dengan nada pasrah. Apabila terus dibiarkan, orang nomor satu di Desa Sinar Pasemah itu mengkhawatirkan kerusakan tanggul akan semakin meluas dan tentunya memperluas areal banjir. “Pertama jebol memang hanya 10 meter lebarnya, kini sudah mencapai 50 meter. Jika tidak segera diperbaiki ketika hujan turun bukan tidak mungkin kerusakan semakin melebar dan kebanjiran semakin meluas,” pungkasnya. (ver)

Tags :
Kategori :

Terkait