Apresiasi ditunjukan publik kepada KNPI Lampung Selatan. Meski ditengah keterbatasan anggaran, wadah organisasi pemuda ini menggelar diskusi publik yang digelar sehari sebelum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 88. Seperti apa? Laporan Idho Mai Saputra, KALIANDA LANGIT baru saja menjadi gelap. Segerombolan pemuda nampak gagah dengan mengenakan baju gamis dan kopiah. Gedung Pemuda yang usang itu perlahan sesak. Ruang yang terbatas memaksa mereka untuk duduk dikursi plastik beratapkan langit. Padahal kekhawatiran akan turunnya hujan menghantui mereka. Bagusnya mereka tak memedulikan hal itu. Rencana untuk menggelar pengajian dan diskusi keukuh dilakukan. Terlebih kegiatan itu ditengah momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 88. Dengan kesederhanaan kegiatan itu berjalan lancar tanpa kekhawatiran. Diskusi itu boleh jadi agenda yang kali pertama dilakukan KNPI Lamsel dibawah komando Ketua MHD. Sufi’y. Dia memang bertekad untuk memberikan warna yang berbeda ditubuh KNPI Lampung Selatan. Meski kegiatan itu masih memiliki sejumlah catatan, Sufi’y mengaku kegiatan itu akan menjadi agenda rutin pengurus KNPI Lamsel. “Setidaknya kegiatan ini akan kita gelar sebulan sekali. Dengan tema yang berbeda,” ungkap Sufi’y saat menyampaian kata sambutan. Dia mengungkapkan, saat ini KNPI Lamsel sama sekali tak memiliki anggaran. Namun karena keinginan yang kuat untuk berkontribusi, pengurus menggelar kegiatan tersebut. “Kita tak punya anggaran, nol rupiah. Tetapi saya bangga dengan teman-teman yang teguh dan kuat. Mudah-mudahan kedepan banyak hal yang bisa diperbuat oleh KNPI,” ungkap dia. Tema diskusi yang digelar pada Kamis (27/10) malam itu bertema “Pemuda, Zakat dan Pemberdayaan Masyarakat”. Para pembicara yang dihadirkan antara lain Kepala Dinas Sosial Drs. Wahidi Setiadi, Ketua Baznaz Lamsel Burhanudin dan sosok yang banyak menginspirasi kalangan muda yaitu Ketua Komunitas Masyarakat Peduli Lamsel (KMPLS) Hendra Wijaya. Banyak hal yang didiskusikan dalam kegiatan itu. Mulai dari memerankan pemuda sebagai agen perubahan dalam pemberdayaan masyarakat, keterlibatan pemuda dalam penghimpunan zakat, hingga wujud nyata pemuda dalam membela dan berkecimpung langsung dalam persoalan sosial yang terjadi ditengah masyarakat. Termasuk mendiskusikan mengenai maraknya peredaran orang gila (orgil) yang belakangan menjadi sorotan publik. Pantauan Radar Lamsel diskusi yang berlangsung selama hampir tiga jam setengah itu berlangsung hangat. Dengan suguhan air mineral dan gorengan topik pembicaraan kian hangat ketika berbicara zakat. Ketua Baznas Lamsel Burhanuddin mengungkapkan, Lamsel memiliki potensi zakat yang luar biasa untuk kepentingan umat. Karena potensi itu Baznas Lamsel terus berupaya untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak dalam penghimpunan zakat. Termasuk dengan KNPI Lampung Selatan. “Saya apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Saya justru ingin menyodorkan gagasan agar KNPI Lamsel bisa menggelar diskusi-diskusi yang sifatnya sebagai masukan dan kontrol terhadap penyelenggaraan pemerintah. Syukur alhamdulillah ternyata digelar dan saya diundang. Kalau saya tidak diundang saya mau nyodorkan diri,” ungkap Burhanudin disambut gelak tawa pemuda. Dalam kesempatan itu Burhanudin juga menginformasikan bahwa dana zakat yang dihimpun Baznas Lamsel memiliki progress yang positif. Dari yang tadinya hanya puluhan juta perbulan kini sudah mencapai ratusan juta. Kontribusi terbanyak masih dari kalangan PNS. “Zakat ini sifatnya tidak memaksa seperti pajak. Itulah persoalan yang ada dilapangan. Meski diatur oleh agama, tetapi tidak diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Yang diwajibkan hanya pajak,” ungkap Burhanuddin. Burhanudin berharap pemuda yang tergabung dalam KNPI Lamsel ikut berkontribusi dalam penghimpunan zakat di Lamsel. “Caranya banyak. Ikut mensosialisasikan dan menyadarkan masyarakat agar berzakat itu sudah menjadi kontribusi nyata pemuda,” ungkap dia. Topik yang tak kalah menarik mengenai peredaran orgil juga disampaikan Kadisos Lamsel Wahidi Setiadi. Menurut dia persoalan orgil yang saat ini terjadi perlu penanganan yang komprehensif dari sejumlah satker. “Jadi bukan hanya Dissos. Persoalan ini sebenarnya ada pada Diskes Lamsel. Diskes sebagai satker yang mengurusi kesehatan harus melakukan pengecekan apakah orgil ini bisa disembuhkan atau tidak. Kalau bisa disembuhkan baru diserahkan kepada Dissos. Cuma yang menjadi persoalan orgil yang berkeliaran ini kan nggak jelas keluarganya siapa,” ungkap dia. Pemerintah daerah, kata Wahidi, jelas tidak akan menganggarkan anggaran untuk mengurusi orgil. “Jangankan untuk mengurusi orgil, wong untuk mengurusi orang sehat saja masih kurang. Kalau kita mengangarkan anggaran untuk ngurusi orgil, nanti orgil seantero negeri dibuang ke Lamsel. kan repot kita,” ungkap dia disambut gelak tawa. Dia sendiri masih berkoordinasi dengan satker terkait agar orgil tersebut bisa ditangani dengan baik. “Sebenarnya ini menjadi urusan negara. Kalau yang gila punya sanak keluarga masih enak. Yang berkeliaran ini memang cukup mengganggu estetika,” ungkap dia. Dia juga mengapresiasi KNPI yang mau memulai menggelar diskusi publik mengenai isu-isu kekinian yang terjadi diwilayah Lampung Selatan. Dia berharap apa yang menjadi benang merah diskusi bisa menjadi masukan untuk semua pihak. Begitu juga dengan Ketua KMPLS Hendra Wijaya. Pemuda ini berkisah asal muasal dirinya berkecimpung dalam organisasi yang konsen pada masalah sosial dan kemanusiaan. Menurutnya, dia awalnya tak memiliki gagasan apapun untuk membentuk wadah yang bisa membantu masyarakat. “Ide ini lahir dan mengalir begitu saja. Saya awalnya hanya membantu keluarga yang memang tengah berjuang untuk hidup karena serangan kanker. Tapi nyatanya yang mengalami hal itu banyak. Bukan hanya keluarga saya, tetapi ada ditengah-tengah masyarakat yang membutuhkan uluran tangan,” ungkap dia. Karena antusias publik banyak yang membantu keluarganya, ia bertekad untuk membentuk wadah guna membantu masyarakat Lamsel yang mengalami kesusahan. Alhasil dari gerakan sosial dan kemanusiaan ini sudah banyak yang dibantu oleh Komunitas Peduli Generasi dan KMPLS. “Pada kesempatan ini saya juga berterima kasih kepada KNPI, Baznaz dan Dissos yang juga ikut peduli. Termasuk dukungan yang diberikan Harian Radar Lamsel. Saya ucapkan banyak terima kasih,” ungkap Hendra. (*)
Baznas Ajak Pemuda Kampanyekan Sadar Zakat, Dissos Ogah Anggarkan Urusan Orgil
Senin 31-10-2016,09:11 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :