Lamsel Dikepung Banjir

Rabu 22-02-2017,09:19 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Ratusan Rumah dan Ribuan Hektar Sawah Terendam Banjir

CANDIPURO – Kabupaten Lampung Selatan di kepung banjir. Hujan deras yang terjadi sejak dua hari terakhir mengakibatkan bencana banjir melanda hampir seluruh wilayah di kabupaten ini. Hanya beberapa wilayah yang berada didataran tinggi lolos dari rendaman banjir. Wilayah yang berada didataran rendah, hingga Selasa kemarin masih direndam banjir. Tidak hanya lahan pertanian saja yang direndam banjir, tapi juga kawasan pemukiman warga dan fasilitas umum. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, enam kecamatan yakni Kecamatan Ketapang, Palas, Sragi, Waypanji, Candipuro, Way Sulan dan Tanjungsari dilanda banjir. Bencana banjir terjadi akibat meluapnya sungai besar seperti sungai Way Katibung, sungai Way Pisang, sungai Way Gelam dan sungai Way Sulan karena tidak mampu menampung debit air yang cukup tinggi. Di Desa Sinar Pasemah, Kecamatan Candipuro misalnya.   sekitar 2 ribu hektar sawah dipastikan gagal panen. Sementara enam rumah di dusun IV terendam banjir setinggi 200 Cm. Para penduduk setempat masih dalam kondisi siaga satu terhadap datangnya banjir susulan yang hingga pukul 17.30 WIB, kemarin debit air terus bertambah. Kepala Desa Sinar Pasemah Puji Purwantoro mengatakan, tanggul pemisah Lamsel dan Lamtim yang tak kunjung diperbaiki menyebabkan sawah dan pemukiman petani terancam. “Untuk wilayah Sinar Pasemah saja sudah 300 hektar sawah terendam. Jika dikalkulasikan dengan sawah yang berada disekitar tanggul mencapai 2 ribu hektar terancam banjir,” ujar Puji Purwantoro kepada Radar Lamsel, Selasa (21/2) kemarin. Jika curah hujan masih tinggi dipastikan enam dusun yang ada di Sinar Pasemah terancam banjir. Para penduduk lanjut Puji, sudah diinstruksikan agar mengamankan barang-barang berharga sebelum meninggalkan rumah. “Untuk saat ini enam rumah yang terendam banjir, yang kami takutkan enam dusun yang ada di Sinar Pasemah ini terendam,” beber dia. Sementara di Desa Banyumas Kecamatan Candipuro, rumah penduduk yang terkena banjir terus bertambah. Hingga pukul 17.30 WIB, Selasa kemarin, total sudah 64 rumah digenangi air setinggi lutut orang dewasa. Sementara 150 hektar tanaman padi berumur 3 bulan dipastikan puso. Kepala Desa Banyumas Gunawan mengatakan, kondisi tersebut disebabkan tanggul yang ada di Dusun IV jebol sekitar 30 meter. Akibatnya luapan Sungai Way Katibung, Way Gelam dan Way Sulan tumpah diwilayah Banyumas. “Banjir terus bertambah, sejak pukul 09.00 WIB, hingga pukul 17.30 WIB banjir tak kunjung surut. Rumah yang kemasukan air sudah hampir mencapai 100 rumah,” kata Gunawan. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya pohon tumbang yang melintang dijalan Desa Banyumas. Pohon tersebut tumbang sekitar pukul 16.00 WIB. Warga yang sibuk menghindari banjir disulitkan dengan melintangnya pohon tumbang tersebut. “Kami panik, ditambah lagi pohon tumbang yang menghalangi jalan. Menyulitkan warga tentunya,” beber Gunawan. Sementara di Kecamatan Sidomulyo banjir hanya melanda satu Desa yakni Desa Sidomulyo yang berbatasan dengan Desa Rantau Minyak Kecamatan Candipuro. Seluas 4 hektar sawah terendam disisi lain proses penggusuran lahan JTTS yang tak jauh dari lokasi banjir dihentikan untuk sementara. Camat Sidomulyo Affendi, SE mengatakan untuk Sidomulyo dipastikan aman dari terjangan banjir. Hanya Desa Sidomulyo yang dialiri sungai Way Katibung yang terendam banjir. “Sidomulyo aman jika melihat kondisi saat ini, banjir sudah mulai surut, tapi empat hektar sawah milik petani terendam banjir karena berada dibibir aliran Sungai Way Katibung yang kondisi lahannya rendah,” tandasnya. Ratusan Hektar Sawah di Kecamatan Palas Terendam Banjir. Sementara itu, ratusan hektar sawah di Kecamatan Palas terendam banjir. Banjir yang menggenangi sawah paling parah terjadi di Desa Sukaraja. Banjir itu terjadi akibat tanggul yang berada di desa tersebut jebol. Pantauan Radar Lamsel, banjir yang menggenangi area pesawahan di Desa Sukaraja terbentuk bak danau. Dengan tinggi air mencapai lutut orang dewasa. Menurut keterangan warga setempat, hujan yang terjadi dari Senin malam hingga pagi hari membuat air ditanggul tersebut meluap. Luapan air ditanggul tersebut terlihat sejak pukul 06.00 WIB. “Pagi itu air ditanggul mulai meluap, sekitar pukul 10.00 WIB tanggulnya jebol. Mungkin sudah tidak sanggup menahan air,” kata Hasan (29) saat ditemui dilokasi banjir, kemarin. Tarmidi (35) warga lainnya mengatakan, banjir besar yang terjadi di Desa Sukaraja itu merupakan yang terbesar sejak sepuluh tahun terakhir. Sebab, banjir kali ini telah mengenggelamkan ratusan hektar sawah. “Dulu sawah ini juga pernah kebanjiran, tapi banjir sekarang ini lebih besar daripada banjir yang terjadi sepuluh tahun lalu. Karena sawah yang terendam banjir mencapai 300 hektar lebih,” katanya. Selain menenggelamkan ratusan hektar sawah, banjir tersebut juga menyebabkan akses jalan Desa Sukaraja menuju Desa Pematang tidak bisa dilalui kendaraan karena jalan sepanjang 500 meter yang menghubungkan kedua desa itu digenangi air banjir yang cukup deras. “Otomatis air banjir ini memutus akses jalan kedua desa mas yang jaraknya sekitar 4 kilometer. Sekarang jarak yang harus ditempuh lebih jauh, bila ada masyarakat yang ingin bepergian kedua desa itu harus melalui jalan di Desa Margajasa yang jaraknya sekitar 10 kilometer lebih,” katanya. Camat Palas Rikawati mengatakan, ada delapan desa di Kecamatan Palas yang areal sawahnya terkena banjir. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Sukabakti, Pematang Baru, Sukaraja, Bandan Hurip, Mekar Mulya, Palas Aji, Palas Pasemah dan Bumi Asri. “Iya, yang terkena banjir itu sawah semua,” terang Rikawati. Saat ditanya berapa total hektar sawah yang rusak akibat banjir, Rikawati belum bisa menjawab. Sebab, saat ini pihaknya bersama UPT Pertanian Kecamatan Palas masih melakukan pendataan. “Kami masih melakukan pendataan, jadi belum tahu berapa total pastinya. Kalau sudah dapat, nanti akan beritahukan,” pungkasnya. Selanjutnya bencana banjir juga melanda Kecamatan Ketapang. Di wilayah ini tidak ada pemukiman warga yang terendam, namun bencana banjir merendam areal pertanian dibeberapa desa, yakni Desa Tamansari 30 hektar, Sumbernadi 8 hektar, Legundi 19 hektar, Pematangpasir 13 hektar dan Sidomukti 14 hektar. “Luapan sungai-sungai yang ada disekitar areal pertanian membuat banjir merendam tanaman padi yang masih berumu sekitar 30-40 hari,” kata Camat Ketapang Darsito, kemarin. (ver/rnd/man)
Tags :
Kategori :

Terkait