Pemuda Sidomulyo Ditangkap Densus 88

Senin 13-03-2017,09:00 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Diduga Terlibat Terorisme, Tinggalkan 10 Lembar Surat

SIDOMULYO - Warga Lampung Selatan (Lamsel) diamankan tim Densus 88 Anti Teror karena diduga terlibat terorisme di kota Tolitoli sulawesi Tengah. Warga Lamsel yang diamankan yakni JS (19) warga desa Siringjaha Kecamatan Sidomulyo Lamsel. Jefri ditangkap oleh tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri bersama lima rekannya pada Jumat (10/3) sekitar pukul 08.30 WITA dan 12.00WITA di dua tempat yakni di daerah Tolitoli dan Perigi. Kelima rekannya yang tertangkap diantaranya Samsuriyadi (30) warga Jalan Veteran 2 No. 49 Kota Tolitoli; Kifli (29) warga Jalan Pulau Irian, Poso Kota; SF (17) warga Jalan Pulau Bali, Poso Kota; Darwin (18) warga Jalan Pulau Sabang, Poso Kota; dan Irsan (24) warga Desa Lantapan, Kecamatan Galang Tolitoli. Direktur Intelkam Polda Lampung Kombes Rodjak Sulaeli membenarkan adanya warga Lampung yang tertangkap Densus 88 Mabes Polri di Tolitoli Sulawesi Tengah. \"Iya benar, ada satu warga Lampung yang tertangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri,\"ungkap Rodjak kepada Radar Lampung (grup Radar Lamsel), kemarin (12/3). Dia menjelaskan, penangkapan terhadap para teroris yang salah satunya warga Lampung itu karena disinyalir akan melakukan tindakan terorisme di Kabupaten Tolitoli dan wilayah objek vital lainnya di Provinsi Sulawesi Tengah. \"Kalau perannya seperti apa, kami belum tahu. Karena saat ini Mabes Polri masih mengintrogasi,\" ucapnya. Informasi yang dihimpun, penangkapan dilakukan karena mereka diduga akan bergabung dengan kelompok Tolitoli dan menyerang Mapolres Parigi. \"Untuk lebih detailnya saya belum paham, karena yang menangani masalah ini langsung dari Mabes Polri dan Polres Tolitoli,\"katanya. Terkait warga Lampung yang tertangkap, sambung Rodjak, pelaku tersebut diduga terlibat jaringan teroris bersama para pelaku lainnya. Dimana, JS sudah lama pergi dari kampung halamannya dan merantau ke Jakarta. \"Sudah sekitar 3 tahun lebih JS ini merantau ke Jakarta. Pas dicek identitas KTP nya, ternyata JS ini warga Desa Siring Jaha, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan,\"katanya. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Densus 88 Mabes Polri terhadap tersangka JS. \"Kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan Densus 88 Mabes Polri, kalaupun diperlukan untuk mencari bukti-bukti lain dirumah JF, kami akan menyelidikinya. Tapi saat ini kami masih menunggu hasil pemeriksaannya,\"ucapnya. Diketahui tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri bersama Polda Sulawesi Tengah dan Polres Tolitoli menangkap enam terduga teroris di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada Jumat (10/3/2017) sekitar pukul 08.30 Wita. Mereka ditangkap, setelah petugas mendapatkan informasi akan adanya rencana penyerangan di kantor Polres Perigi Moutung, Sulawesi Tengah. Para pelaku tersebut, berencana akan bergabung dengan kelompok Tolitoli dan akan menyerang Mapolres Parigi Moutong, serta melakukan serangan anggota polri yang melakukan penjagaan di bank dan objek-objek vital lainnya di Kota Palu dan Perigi. Kelompok ini juga, melakukan Bai\'at Daulat ISIS di Kota Makasar dan melakukan survei lokasi yang akan menjadi target penyerangan. Dari penangkapan mereka, petugas menyita sejumlah barang bukti yakni berupa, tiga kantong pupuk KN03, dua botol cair spritus berisi 600 ml/botol, empat kantong plastik arang kayu, satu kantong plastik, satu kantong plastik paku, dan satu buah tabung gas 3 kg. Barang bukti yang disita tersebut, bahan pembuat bom rakitan yang akan digunakan untuk melakukan aksi teror. Lalu barang bukti lainnya yang disita, tujuh unit ponsel dan satu buku tabungan BNI. Sementara itu, hasil penelurusan Radar Lamsel  membenarkan bahwa JS merupakan warga Desa Siringjaha, Kecamatan Sidomulyo. Pemuda ini diketahui sudah merantau sejak dua tahun terakhir. Berlatar belakang lulusan MTS JS bekerja sebagai pelayan toko bangunan di daerah Palmerah, Jakarta. “Ada warga sini yang Namanya J, tapi ia bekerja di Jakarta,” kata Asep, Seketaris Desa (Sekdes) Siringjaha saat dikonfirmasi Radar Lamsel Minggu (12/3) kemarin. Mengenai keterlibatannya dengan kelompok teroris yang ditangkap Polda Sulawesi, Asep mengaku tidak tahu-menahu mengenai hal tersebut. “ Waduh saya tidak tahu kalau soal itu, karena belum tahu informasi apapun,” ujar Asep. Diketahui JS merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara terakhir kali menghubungi pihak keluarga Sabtu (4/3) malam lalu. Keesokan harinya, keberadaan JS, tidak diketahui pihak keluarga dan majikan tempatnya bekerja. Jami’an (50) ayah JS mengatakan hingga kini belum ada kabar terkait keberadaan anaknya tersebut. “ Terakhir telepon malam minggu, tanyakan kabar kami disini,” kata dia. Bahkan majikan ditempatnya bekerja lanjut Jami’an sempat menghubungi terkait keberadaan JS. Pasalnya anak muda itu sekitar pukul 13.00, pamitan mengunjungi kediaman pamannya. “Majikannya telepon, kalau JS pamitan kerumah uwaknya, tapi setelah kami telepon uwak dan paman serta keluarga yang lain tidak tahu keberadaannya,” ujar Jami’an. Menurut keterangan majikannya, kata Jami\'an, JS berangkat ke rumah uwaknya membawa tas berisikan satu kain sarung dan satu helai baju serta Al Quran. Pasalnya, meski masih muda dan lajang, sambung Jami’an, anaknya itu taat ibadah. “Sejak kecil memang JS tidak telat shalat lima waku, meskipun dia hanya lulusan MTS dan tidak lanjut SMA tapi ketaatannya seringkali mengingatkan kami tentang ibadah,”  ujar pria paruh baya ini. Tak kunjung mendapat kabar, lanjut Jami’an, majikannya berinisiatif membongkar lemari pakain milik JS. Sebelum lakukan pembongkaran, majikan JS tersebut meminta izin dengan menelponnya. “Anak saya memang tinggal di toko majikannya, sebelum membongkar mereka pamit dulu ke saya,” kata dia. Jami\'an menjelaskan ada satu surat wasiat yang ditujukan kepada majikan dan kedua orang tuannya. Dalam salah satu dari sepuluh lembar catatan tulisan tangan JS. Tulisan itu antara lain aku bukannya ingin mendurhakan kalian semua, aku memenuhi panggilan Rab ku, seruan jihad, yang kucita-citakan sahid dan surga yang telah rabku janjikan. \"Isi suratnya minta maaf kepada kami termasuk majikannya, jika JS ingin hijrah dan berjihad, kata dia. Sepuluh lembar surat wasiat itu lantas diantar oleh majikannya yang baru tiba, Minggu (12/3) sekitar pukul 13.00 WIB. Karena istri majikannya, merupakan tetangga JS yang tak lain adalah warga Desa Siringjaha. Keluarga mengaku tidak tahu menahu mengenai keberadaan JS. Karena mereka belum mendapatkan kabar sama sekali. Terlebih mengenai indikasi keterlibatan JS terdga teroris di Sulawesi Tengah beberapa hari lalu. Saat Radar Lamsel mencoba mencari akun Facebook milik JS media sosial Facebooknya sudah dinonaktifkan. Belum diketahui keterlibatan JS dalam jaringan terduga teroris yang tertangkap di Tolito Sulteng itu. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari Kepolisian. (yud/ver)
Tags :
Kategori :

Terkait