BPJS Ketenagakerjaan Minim Peminat

KALIANDA – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mengklaim masih minimnya para tenaga kerja yang mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan. Buktinya, dari 982.000 angkatan tenaga kerja yang ada di Lampung Selatan hanya 5.860 tenaga kerja yang mengikuti jaminan kesehatan tenaga kerja.  Mereka yang tergabung dalam program BPJS Ketenagakerjaan itu adalah pekerja formil dari 176 perusahaan. Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kalianda Robi Awaludin mengaku, minimnya jumlah peserta yang ikut dalam program BPJS Ketenagakerjaan itu masih menjadi pekerjaan rumah baginya. Sebab, jumlah pekerja yang menjadi peserta tidak sebanding dengan peserta yang ikut dalam program BPJS Ketenagakerjaan. “Di kabupaten Lamsel, kita memperkirakan mempunyai jumlah peserta sebanyak 5.860 dari perkiraan jumlah angkatan kerja yang mencapai 982.000. Jumlah itu tidak sampai sepuluh persen, sangat miris,” kata Robi saat ditemui diruang kerjanya, kemarin. Robi melanjutkan, ratusan ribu angkatan kerja yang hingga kini belum terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan itu semuanya terdiri dari pekerja Informil. “Seperti petani, nelayan, tukang ojek, serta pekerjaan lainnya yang tidak mempunyai naungan. Semua pekerja informil itu sampai saat ini masih belum ada yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan,” terangnya. Menurutnya, para pekerja informil seperti itu harus ikut dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Sebab, profesi seperti itu terbilang sangat riskan terkena kecelakaan. BPJS Ketenagakerjaan, lanjutnya, telah menyediakan fasilitas untuk pekerja informil, yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Hari Tua (JHT). “Program-program seperti itu sangat penting bagi mereka yang, karena bisa dimanfaatkan dan dijadikan alternatif  bagi mereka saat mendapatkan musibah yang tidak diinginkan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kesadaran masyarakat bahwa ikut serta dalam BPJS Ketenagakerjaan sangat penting,” pungkasnya. (rnd)