Candipuro Siaga ODHA

Jumat 24-03-2017,08:51 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

8 dari 15 Penderita Meninggal Dunia

CANDIPURO – Wilayah Kecamatan Candipuro saat ini siaga orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Status siaga ini karena wilayah Kecamatan Cadipuro banyak ditemui kasus penderita ODHA dari kecamatan lainnya yang ada di Lamsel. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, dari total penderita yang berjumlah 15 orang medio 2011 – 2017, sudah delapan orang meregang nyawa atas penyakit mematikan tersebut. hingga kini penderita ODHA yang tersebar dibeberapa desa di Candipuro berjumlah tujuh orang. Kepala UPT Puskesmas Candipuro, H. Sunardi membenarkan adanya penderita ODHA di Kecamatan Candipuro. Namun 15 penderita itu penemuan sejak tahun 2011 hingga sekarang. “15 orang yang terjangkit ODHA hasil penemuan enam tahun silam, kalau sekarang tinggal tujuh orang saja,” kata Sunardi saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Kamis (23/3) kemarin. Dikatakannya, dari tujuh penderita yang masih hidup hanya satu orang yang merupakan penduduk asli Candipuro. Sementara enam lainnya bukan merupakan penduduk asli yang berdomisili di Candipuro. “Hanya satu yang memang penduduk asli, sementara enam lainnya merupakan pendatang dan memilih tinggal di Candipuro,” ujar Sunardi. Lebih lanjut Sunardi mengatakan ketujuh penderita itu masih terus dipantau perkembangannya sejauh ini. Banyak faktor lanjut Sunardi yang dapat memicu penyebaran HIV/AIDS, mulai dari darah, air susu ibu (Asi), jarum suntik dan seks bebas. “Para penderita tersebar di Desa Titiwangi, Bumijaya, Rawa Selapan, Beringin Kencana dan Sinar Pasemah. Sepanjang tahun penderita yang sudah positif HIV langsung kami larikan ke Voluntary Conseling Testing (VCT),” ujar dia. Jika menilisik dari kasus yang terjadi di Candipuro, penderita yang didominasi dari luar wilayah, penularan penyakit HIV/AIDS sangat mungkin terjadi di wilayah yang terdapat perputaran roda perekonomian. Karena, disana terdapat orang-orang baru yang datang dan tidak diketahui asal-usulnya. Asisten Koordinator KPA Lamsel Zakaria menjelaskan, kondisi ini terjadi akibat tidak ada lagi penyuluhan dari penjangkau yang memang biasanya mendapatkan anggaran dari KPA. Sehingga, dapat dipastikan penularan HIV/AIDS di Lamsel bisa terus meluas. “Dari orang yang kami sebut penjangkau ini dapat banyak informasi. Karena memang mereka yang bisa menembus populasi kunci. Tetapi, VCT mobile masih terus kita lakukan dengan keterbatasan anggaran yang ada,”imbuhnya. (ver)
Tags :
Kategori :

Terkait