SIDOMULYO – Sudah jatuh tertimpa tangga. Pribahasa ini seolah menggambarkan kondisi hidup Surono (43). Warga Desa Sidodadi Kecamatan Sidomulyo ini hidup seorang diri tanpa satu kaki. Kecalakaan lalulintas yang menimpanya tahun 2016 silam mengharuskan ia hidup dengan bertumpu pada kaki kanan saja. Sebab, nyaris seluruh bagian kaki kirinya hingga paha diamputasi. Jangan tanya dia bisa menonton televisi atau tidak? Selain kehilangan kaki kirinya yang digilas truk, Surono hidup dirumah berdinding papan tanpa aliran listrik. “Kecelakaan tahun 2016 lalu memupus harapan saya, jangankan mencari nafkah untuk jalan saja susah, hanya bisa duduk dan berjalan satu dua langkah menggunakan tongkat,” ujar Surono kepada Radar Lamsel, Minggu (28/3) kemarin. Profesi pengrajin kayu yang digelutinya dahulu kini hanya diawang-awang. Keterbatasan langkah menjadi kendala baginya untu sekedar keluar rumah dan mencari rezeki. “Dulu saya bekerja sebagai pengrajin kayu dan buruh bangunan tapi sekarang hanya bergantung pada belas kasihan warga yang masih peduli terhadap saya,” ujar Surono. Saat ditanya apa keinginan tersbesarnya? Suruno mengatakan hanya menginginkan sepotong kaki palsu untuk membuat langkahnya kembali seperti semula. Meski tidak sesempurna kaki aslinya, setidaknya kaki palsu bisa digunakan untuk keluar rumah mencari rezeki. “Kalau ditanya keinginan, jujur, saya ingin kaki palsu agar tidak bisa kembali bekerja untuk makan sehari-hari dan tidak berharap pada belaskasihan orang lain lagi,” ujar Surono penuh harap. Dibagian lain Kepala Desa Sidodadi Rahmat Witoto membenarkan jika kondisi warganya itu hidup sebatang kara dengan satu kaki. “Tidak usah saya ceritakan, membayangkannya saja sudah susah setengah mati. Apalagi Surono yang sudah satu tahun mengalaminya,” kata dia. Dikatakan Rahmat Witoto, kecelakaan yang dialami warganya hingga harus merelakan kaki kiri terbilang unik. Sebab, kata dia, dari ujung jari hingga pangkal paha diamputasi. “Pernah saya konsultasikan ke dokter, kalau kejadian ini cukup unik, sebab nantinya jika dipasang kaki palsu agak kesulitan karena harus memulai dari tulang ekor dan bokong,” ujar Rahmat. Saat ditanya sejauh apa tindakan pemerintah desa melihat kondisi Surono, orang nomor satu di Sidodadi itu mengatakan akan berusaha mewujudkan impian Surono untuk memiliki kaki palsu. “Kami akan berusaha sebaik mungkin meringankan beban warga Sidodadi yang memang membutuhkan bantuan, agar bisa kembali bekerja. Akan kami konsultasikan mengenai kaki palsu di Pulau Jawa, kalau benar-benar terealisasi dan tidak terkendala dua minggu kaki palsu sudah bisa terwujud,” tandasnya. (ver)
Hidup Sebatangkara dengan Satu Kaki, Surono Dambakan Kaki Palsu
Rabu 29-03-2017,09:31 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :