BAKAUHENI – Program e-tiketing yang diluncurkan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) di pelabuhan Bakauheni melalui pihak ketiga (PT. Mata Pencil) terus menuai protes dari pihak pengguna jasa atau pengurus penyeberangan dan Gapasdap (Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan). Pengurus angkutan penyeberangan (kendaraan truk dan bus) dan Gapasdap berharap program e-tiketing yang dikelola PT. Mata Pencil di berhentikan saja. Mereka menilai, program tersebut bukannya menyelesaikan masalah tapi menambah masalah baru di penyeberangan Bakauheni-Merak. Itu terungkap saat PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Bakauheni menggelar coffee morning bersama instansi terkait di mes ASDP Bakauheni, Senin (30/11). Menurut Hutabarat, pengurus penyeberangan di Bakauheni, program e-tiketing yang dilaksanakan PT. ASDP pusat di Bakauheni melalui pihak ketiga (PT. Mata Pencil) tidak berjalan maksimal. Buktinya, kata dia, dengan adanya program e-tiketing ini penyeberangan di pelabuhan Bakauheni menjadi macet. “Banyak hal-hal yang harus dibenahi lagi tentang program e-tiketing ini. Program e-tiketing ini malah menimbulkan kemacetan. Kadang-kadang pintu tolgate itu dibuka hanya dibuka 2 loket sehingga terjadi antrian panjang diluar pelabuhan,” kata Hutabarat, kemarin. Senada juga dikatakan Warsa, Sekretaris DPC Gapasdap Bakauheni. Dikatakan, jika pihak PT. Mata Pencil belum siap melaksanakan program e-tiketing maka pihanya meminta program tersebut di tunda atau di hentikan. “Kalau PT. Mata Pencil selaku pelaksana program e-tiketing tidak mampu, tunda atau diberhentikan saja. Jangan sampai timbul masalah baru kedepannya. Karena kami sangat mengharapkan pelayanan penyeberangan di pelabuhan Bakauheni berjalan lancar,” katanya. “Kami sangat mendukung program ini (e-tiketing) ini. Tapi jika pelaksanaan dilapangan tidak maksimal maka menimbulkan masalah baru. Kami selaku pengelola kapal di penyeberangan Bakauheni-Merak merasa dirugikan. Contohnya, terjadi kemacetan di luar pelabuhan dan imbasnya ke pengelola kapal karena kapal harus berangkat tanpa muatan ke Merak, Banten,” paparnya. Menanggapi soal itu, General Manager (GM) PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni Tommy L. Kaunang mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT. ASDP pusat terkait keluhan program e-tiketing yang dikelola PT. Mata Pencil. “Semua masukan dan harapan para pengurus penyeberangan dan Gapasdap akan di laporkan ke ASDP pusat. Kami selaku penanggungjawab pengelolaan pelabuhan Bakauheni sangat berharap program e-tiketing ini bisa berjalan lancar dan aman sehingga tidak menganggu pelayanan penyeberangan,” ujarnya. Tommy L. Kaunang juga mengaku sering menegur petugas PT. Mata Pencil di pintu tolgate karena pelayanannya lambat sehingga terjadi kemacetan. “Saya pribadi sudah memberikan teguran supaya pelayanan di percepat. Bahkan pintu tolgate yang sebelumnya hanya di buka 2 loket, saya minta untuk dibuka semuanya (8 pintu tolgate). Tapi yang dibuka hanya 6 loket saja,” tuturnya. Namun sayang, coffee morning yang dibuka PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Bakauheni itu tidak dihadiri pihak PT. Mata Pencil. Pada acara itu, di hadiri pihak pengurus truk, pengurus bus, Gapasdap Bakauheni, KSKP Bakauheni, Denpom, TNI AL dan instansi terkait dalam pelabuhan.(man)
Program e-tiketing Minta Dihentikan
Selasa 01-12-2015,10:09 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :