SIDOMULYO – Komplain terhadap pengerjaan jalan provinsi dari hotmix menjadi rigid beton di Kecamatan Sidomulyo terus berlanjut. Ada empat poin yang disuarakan, bila tak didengar oleh rekanan warga mengancam bakal mengadakan aksi yang lebih ekstrim. Empat poin yang diniliai merugikan warga RT 02 dan RT 04 Desa Seloretno, Kecamatan Sidomulyo. Yakni, adanya ancaman banjir terhadap rumah warga karena disisi jalan yang sebelumnya memiliki drainasi saat ini tak lagi saluran drainasi lantaran tertimbun proyek. Kedua, warga meminta agar gorong-gorong yang tertimbun kembali dibangun. Ketiga, rumah yang sebelumnya terdapat pembuangan saluran air dibawah jalan agar dikembalikan seperti semula, dan terakhir warga meminta pelaksana proyek untuk dapat memasang plang proyek sebagai bentuk transparansi terhadap publik. Ali Nuhdin (45), tokoh masyarakat Seloretno menjelaskan, umumnya warga mendukung penuh setiap pembangunan yang dilakukan. Akan tetapi, kata dia, bila pembangunan itu terdapat indikasi tak serius dan merugikan, maka warga siap melaporkan rekanan kepada pemerintah. “Ada 13 KK yang secara terang-terangan mengeluhkan pembangunan itu. Selain tidak transparan, pengerjaan juga dinilai asal-asalan dan mengesampingkan pentingnya drainase,” kata Ali Nuhdi kepada Radar Lamsel, Minggu (10/12). Ali Nuhdin menjelaskan pembangunan rigid beton setinggi 60 centi meter itu juga menyebabkan warga kesulitan untuk memasukan kendaraan ke rumah. Sebab kata dia, tidak mungkin warga setiap hari mengangkat kendaraan roda dua maupun roda empat hanya untuk masuk ke halaman rumah atau keluar rumah. “Sekarang siapa yang sanggup menaikan kendaraan melewati tinggi 60 centimeter?. Saya rasa warga juga sudah cukup sabar dengan pengerjaan jalan yang sudah hampir satu bulan itu. Kami minta empat tuntutan itu segera didengarkan dan ditindaklanjuti,” sebut dia. Masih kata Alin Nuhdin, warga tidak mengada-ada soal keluhan ini. Apabila Pemkab atau Pemprov ragu atas komplain ini kata dia, silahkan untuk meninjau lokasi secara langsung. “Siapapun yang bertanggungjawab atas pengerjaan ini kami minta untuk datang kelokasi dan melihat sendiri. Kalau masih belum ada perubahan, kami sebagai warga akan kembali mengadakan aksi yang lebih ekstrim lagi,” tegasnya. Sementara itu Sekretaris Lembaga Independent Pemantau Anggaran Negara (LIPAN) Yog Sugiarto mengatakan warga sebelumnya melakukan teguran kepada pekerja proyek pengerjaan jalan protokol atau dikenal ‘Jalan Slamet Riyadi’ itu. Namun sampai detik ini belum ada tanggapan. “Sebelumnya itu memang sudah diprotes warga, mulai dari tidak ada drainase, gorong-gorong yang hilang, ancaman banjir sampi sulitnya warga menaikan kendaraan lantaran ketinggian mencapai 60 centimeter,” sebut Yog yang juga Sekretaris Gabungan Institusi Bersama antar Suku (Gibas) Lamsel. Selain itu lanjut Yog, warga juga telah mengonfirmasi hal ini kepada Uspika, mulai dari desa sampai kecamatan. “Kades dan Camat juga nggak tahu, berarti rekanan nggak melapor dan nggak profesional. Padahal sekelas proyek provinsi ini dapat dipastikan nominalnya tidak main-main tapi pengerjaannya malah main-main,” imbuhnya. (ver)
Protes Diabaikan, Warga Ancam Gelar Aksi Lebih Besar
Senin 11-12-2017,08:36 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :