JTTS Menekan Tingginya Biaya Transportasi

Rabu 24-01-2018,09:20 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

BAKAUHENI – Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) diruas Bakauheni –Hatta sepanjang 8,9 kilometer secara resmi dapat digunakan masyarakat pasca diresmikan Presiden Joko Widodo, Minggu (21/1) lalu. Pantauan Radar Lamsel, Selasa (22/1) kemarin, sejumlah kendaraan mulai melintasi jalur tol. Baik dari arah Pelabuhan Bakauheni menuju arah Bandarlampung, begitu pula sebaliknya. Untuk kendaraan dari arah Bandarlampung, kendaraan bisa masuk dari arah simpang Desa Hatta dengan memasuki gerbang tol Bakauheni Utara. Sementara kendaraan yang keluar dari Pelabuhan Bakauheni bisa secara langsung menuju jalur jalan menuju Gerbang Tol Bakauheni Selatan, dan keluar di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Desa Hatta. Namun, penggunaan jalan tol masih lengang karena baru sebatas pengujian. Hal ini pun mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat yang menggunakan JTTS. Marwan (23), salah seorang supir truk asal Lampung Timur mengaku senang JTTS bisa difungsikan. “Manfaatnya kerasa sekali mas. Saya merasa lebih tenang dalam berkendara. Selain menggunakan jalur satu arah sehingga meminimalisir  kecelakaan, juga meminimalisir terjadinya pungli yang selama ini kami rasakan setiap melintas dijalinsum,” katanya Marwan saat dijumpai Radar Lamsel di Gerbang Tol Bakauheni Selatan, kemarin. Hal senada juga dikatakan Reza (43) warga Medan, Sumatera Utara. Menurutnya, JTTS dapat menekan tingginya biaya transportasi kendaraan. “ Jujur saja, biaya transportasi mulai dari Merak hingga jawa timur itu jauh lebih rendah ketimbang biaya transportasi dipulau sumatera. Mengapa demikian, karena kami supir truk lebih nyaman dan aman melintasi setiap tol di Pulau Jawa yang tiketnya sudah dapat dihitung berapa yang harus dikeluarkan,” terang Pria yang terbiasa melintasi Medan-Bandung ini. Menurutnya, besarnya biaya transportasi para supir truk saat melintas di Jalinsum lebih dikarenakan banyaknya pungli oleh oknum polisi dan preman-preman yang mencegat para supir truk. “Sepanjang bakauheni hingga Medan, ada belasan bahkan puluhan pungutan liar yang harus kami bayar. Maka kami para supir truk sangat berharap JTTS ini bisa terselesaikan hingga ujung pulau Sumatera sehingga biaya transportasi yang kami keluarkan bisa berkurang,” ujar Reza. Dalam tahap pengujian ini, kendaraan yang melintas tak dikenakan biaya ketika memasuki gerbang tol. Namun setiap kendaraan yang melintas diminta untuk membeli kartu E-toll yang dibawa oleh pihak Bank Mandiri. Kartu itu digunakan sebagai kartu resmi untuk pembayaran tol. Transaction Banking Officer Bank Mandiri Bandarlampung Rasi Dhini Juniarta, SE mengatakan, penggunaan kartu e-toll itu berfungsi sebagai kartu pembayaran yang mempermudah para pengemudi untuk melakukan pembayaran. Kartu e-toll, kata dia, sesuai dengan program pemerintah pusat yang memberlakukan gerakan nasional non tunai (GNNT). “Semuanya sudah pakai itu, jadi  semua tol sudah menerapkan non tunai,” kata Rasi. Rasi melanjutkan, pihaknya menjual kartu e-toll di dua titik, yaitu di Gerbang Tol Bakauheni Selatan dan Gerbang Tol Kotabaru. “Sementara ini hanya di dua tempat, harga kartu Rp. 20.000, isi saldonya Rp. 30.000, jadi per kartu kita jual Rp. 50.000,” pungkasnya. (rnd)

Tags :
Kategori :

Terkait