Lamsel Belum Aman dari Kepungan Banjir
Senin 26-03-2018,07:23 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
*Ratusan Rumah di Kalianda Dilanda Banjir*
*Warga Way Panji Harap-harap Cemas*
KALIANDA – Bencana banjir masih mengintai sejumlah wilayah di Kabupaten Lampung Selatan. Intesitas hujan yang masih tinggi dan buruknya saluran pembuangan penyebab banjir melanda sejumlah wilayah di Bumi Khagom Mufakat.
Hujan deras pada Sabtu-Minggu (24-25/3) lalu menyebabkan ratusan rumah warga di Kecamatan Kalianda tergenang banjir. Drainase yang buruk, menjadi penyebab utama meluapnya air hujan yang menggenangi ratusan rumah di empat desa diwilayah Ibu Kota Kabupaten Lampung Selatan.
Pantauan Radar Lamsel, empat desa yang tergenang banjir adalah Desa Agom, Merakbelantung, Gunung Terang dan Sukatani. Banjir setinggi 30-40 centimeter yang menggenangi rumah-rumah warga di lokasi tertentu itu akibat hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu (24/3) dini hari.
“Memang wilayah kami khusus di lokasi ini menjadi langganan banjir kalau hujan deras turun seharian. Karena, tidak ada saluran air di si sepanjang jalan ini. Tetapi, sekarang ini bisa dikatakan yang paling parah. Karena, air sampai masuk ke dalam rumah,” ungkap warga Agom Rus (42) kepada Radar Lamsel.
Menurutnya, selain tidak ada drainase di wilayahnya, genangan air itu juga terjadi akibat proyek pembangunan JTTS yang tidak jauh dari lingkungan tinggalnya. “Buangan airnya tidak ada. Tersumbat karena ada proyek tol,” singkatnya.
Kondisi itu tidak berbeda dengan musibah banjir yang melanda warga dusun I dan II Desa Merakbelantung. Pemicu banjir selain tidak ada drainase adalah pasang air laut yang sampai ke pemukiman warga. Ditambah lagi hujan deras yang terjadi hampir seharian membuat air semakin tinggi.
“Kami berharap ada upaya lebih lanjut dari pemerintah mengenai peristiwa ini. Karena, biasanya banjir yang melanda pemukiman warga tidak sampai separah ini,” ungkap Kades Merakbelantung Yumhari.
Sementara itu, Camat Kalianda Erdiansyah, SH, MM bersama Uspika Kalianda langsung turun meninjau peristiwa yang dialami warganya. Dia mencatat, setidaknya 100 lebih rumah warga di empat desa tersebut yang terendam banjir.
Erdi tidak menampik jika banjir yang terjadi akibat minimnya drainase diwilayah itu. “Apalagi empat wilayah ini memang berada di bawah jalan. Sehingga, luapan air hujan tidak mampu ditampung oleh saluran air yang minim,” kata Erdi.
Pihaknya, akan mengusulkan pembangunan drainase secara sistematis mulai dari Jalinsum. Untuk wilayah lain seperti Desa Agom dan Sukatani, akan dilakukan pengusulan normalisasi sungai atau muara Way Lubuk sebagai aliran air menuju laut.
“Memang belum ada drainasi dari Jalinsum. Musibah ini menjadi catatan kami untuk kedepannya diususlkan pembangunan untuk mencegah agar tidak terjadi lagi banjir. Mulai dari usulan drainase sampai dengan normalisasi sungai yang terdekat di wilayah itu,” pungkasnya.
Berdasarkan pantauan, kondisi di empat desa tersebut mulai membaik. Luapan air hujan juga sudah mulai surut. Warga yang rumahnya tergenang juga mulai membersihkan sisa-sisa kotoran akibat terbawa arus air hujan.
Sementara itu, warga Dusun Bandung dan Dusun Kediri, Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji masih harap-harap cemas. Sebab desa tersebut belum aman dari ancaman banjir.
Intensitas hujan yang tejadi beberapa hari lalu membuat panik warga didua dusun itu. Pasalnya, luapan Sungai anak Way Katibung sempat setinggi lutut dan berangsur surut hingga Minggu (25/3) kemarin.
Camat Way Panji Isro Abdi mengatakan, luapan banjir tak sampai masuk kerumah-rumah warga. Akan tetapi, kata dia, air memenuhi halaman depan warga Dusun Bandung. “Sempat setinggi lutut, tapi hanya lewat saja sekarang sudah aman,” kata Isro Abdi di Dusun Bandung.
Dikatakan, luapan kali ini tidak separah yang terjadi beberapa waktu lalu. Sebab, lanjutnya, air yang masuk ke pekarangan rumah hanya melintas saja. “Tidak ada yang mengungsi, masih dalam kategori aman,” sebutnya.
Lebih lanjut Isro Abdi mengatakan, kepanikan warga justru timbul lantaran listrik sempat padam semalaman. Penyebabnya kata dia satu unti tiang listrik dikabarkan tumbang diperbatasan Desa Sidomakmur dan Sidoharjo.
“Karena hujan angin satu tiang listrik rubuh, imbasnya semalaman warga tanpa aliran listrik. Tapi saat ini kondisinya sudah normal kembali,” terangnya.
Guna mengantisipasi wabah penyakit yang disebabkan genangan air, Kepala UPT Puskesmas Way Panji Maulidin menyatakan kesiapan jajarannya memantau kesehatan warga didua dusun tersebut.
“Kategorinya masih aman karena penduduk tidak diungsikan, tetapi kami selalu berkoordinasi bila indikator banjir mulai muncul. Mengingat cuaca belakangan susah diprediksi,” ungkapnya.
Selain belum aman dari ancaman banjir, warga Sidoharjo juga belum aman dari penyakit yang dipicu oleh banjir seperti diare, demam dan leptospirosis. Untuk itu lanjutnya apabila situasi sudah meningkat maka posko kesehatan akan didirikan.
“Penyakit yang disebabkan banjir ini ada beberapa macam, paling dominan adalah diare dan penyakit kulit bisa juga ke persendian. Tetapi saat ini status waspadanya masih belum meningkat karena banjir hanya lewat saja. Kalaupun sudah mulai meningkat tentu posko kesehatan segera didirikan,” terangnya.(idh/ver)
Tags :
Kategori :