Perpustakaan Titian Ilmu Terapkan Aplikasi Kunang-kunang
Senin 09-07-2018,08:07 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
Raih Predikat Terbaik pada Ajang PLM Nasional
CANDIPURO – Lampung Selatan tiba-tiba harum di Yogyakarta. Itu setelah Perpustakaan Titian Ilmu asal Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro meraih predikat terbaik pada gelaran Peer Leerning Meeting (PLM) Nasional 2018.
Ketua Pelaksana Perpustakaan Titian Ilmu M. Rosyid Ridho mengatakan, perpustakaan yang digawangi pemuda Titiwangi berhasil meraih predikat terbaik pada PLM Nasional pada 5 – 6 Juli lalu yang diikuti mitra CCFI se-Indonesia.
“ Kami di undang untuk ikut serta pada gelaran PLM Nasional di Yogyakarta dan tak mengira didapuk sebagai perpustakaan terbaik,” ujar Rosyid kepada Radar Lamsel, Sabtu (7/7).
Ochid begitu panggilan M. Rosyid Ridho menuturkan, kriteria terbaik meliputi penilaian kegiatan perpustakaan. Diantaranya aktivitas perpustakaan keliling yang diadakan diseputaran Candipuro, serta laporan dokumentasi online yang rutin disampaikan ke pusat.
“ Bersama rekan-rekan yang ada di desa kami memang rutin keliling menyuguhkan bacaan. Terbaru saat bulan ramadhan kami juga aktif menyuguhkan bacaan serta laporan ke pusat,” ucapnya.
Disinggung soal perkembangan Perpustakaan Titian Ilmu? Ochid menjelaskan, saat ini perpustakaan yang berpusat di Desa Titiwangi berbasis informasi dan teknologi penerapan aplikasi kunang-kunang.
“ Aplikasi yang memungkinkan pengelola perpustakaan untuk mengetahui jumlah pengunjung, jumlah pengguna internet, jumlah buku yang dipinjam melalui sistem automasi,” paparnya.
Keunggulan aplikasi kunang-kunang, kata dia, memudahkan pengelola meremote kegiatan perpustakaan melalui aplikasi handphone yang terkoneksi langsung dengan server perpustakaan.
“ Jadi Aplikasi ini semacam kendali jarak jauh yang bisa mengetahui aktifitas yang ada di perpustakaan. Ditambah lagi data yang dihasilkan oleh palikasi ini sangat akurat,” terangnya.
Sementara Kepala Desa Titiwangi Sumari yang ikut terbang ke Yogyakarta mengatakan buah kreatifitas anak muda Titiwangi tak terhenti di swasembada wc semata. Sumari mengaku kembali diyakinkan dengan upaya warganya memajukan minat baca yang mulai berkurang utamanya di desa.
“ Ya, kalau anak mudanya tidak berkreasi tentu Titiwangi tidak sampai pada even tingkat nasional semacam ini. Kami juga berharap ini menjadi motivasi untuk berkembang lagi,” tandasnya. (ver)
Tags :
Kategori :