SRAGI – Memasuki musim tanam gadu yang minim curah hujan menjadi keluhan para petani di Kecamatan Sragi. Minimnya pasokan air mengakibatkan pengolahan lahan menjadi terhambat. Anto (35), salah satu petani Desa Sukabakti mengaku, menjelang musim tanam gadu saat ini mengalamai kesulitan untuk mendapatkan air sehingga menghambat penggrapan lahan. “Sekarang mau garap lahan harus menyedot air dulu dari siring. Kalu tidak begitu lahannya tidak bisa dibajak,” kata dia kepada Radar Lamsel, Senin (16/7) kemarin. Hal senada juga diungkapkan Pramono (48), petani Desa Kuala Sekampung. Dia mengaku, sebagian besar petani harus menyedot air di siring untuk menggarap lahan mereka. “Persediaan air yang ada di siring semakin menyusut. Akibatnya petani banyak yang buru-buru menyedot air karena takut tidak kebagian air,” ucapnya. Tidak hanya itu, memasuki musim tanam gadu saat ini Pramono mengaku harus mengelurkan biaya tambahan untuk memebeli solar mesin pompa air. “Musim tanam gaduh saat ini semua petani modal nekat, kalau turun hujan petani dapat untung. Tapi kalau tidak petani bisa merugi,” tambahnya. Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Kecamatan Sragi Eka Saputra menerangkan, meski ketesediaan air mengalami penyusutan, dari total 2.960 hektar lahan padi yang ada di Kecamatan Sragi yang akan ditanami pada musim gadu saat ini mencapai 70 persen. “Persedian air saat ini memang sudah menyusut. Namun sebagian besar petani tetap menggarap lahan mereka. Untuk meminimalisir kerugian kami juga tetepa mengimbau petani untuk ikut AUTP,” pungkasnya. (Cw1)
Persediaan Air Menipis
Selasa 17-07-2018,08:40 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :