KALIANDA – Dua siswa asal Lampung Selatan kembali menorehkan prestasi gemilang diajang kejuaraan nasional taekwondo di Pangkal Pinang, Bangka Belitung belum lama ini. Keduanya adalah Sri Yani (17) siswa kelas XII SMAN 2 Kalianda berhasil meraih medali emas. Sementara Tio Sandi (16) juga siswa SMAN 2 Kalianda meraih perunggu. Namun keduanya terancam absen pada ajang nasional yang bakal digelar di Bali karena alasan biaya. Bagi Sri begitu panggilan Sri Yani, medali emas tersebut merupakan medali ketiga yang diraih olehnya pada ajang tingkat nasional. Remaja yang sudah menyandang Dan Satu (sabuk hitam ‘red) itu mulai menggeluti taekwondo sejak duduk di bangku SMP. Sri yang bertarung dikelas senior puteri under 49 kilogram itu meraih emas usai menundukan perlawanan atlet asal Jambi. “ Untuk tingkat nasional sudah tiga kali meraih medali emas,” kata Sri kepada Radar Lamsel, Senin (20/8) kemarin. Sri mengaku tak minder dengan kecintaannya terhadap olahraga taekwondo. Terlebih kata dia, pihak keluarga sangat mendukung dengan kegiatannya selama ini. “ Kalau minder sih tidak, justru bangga dengan prestasi yang selama ini berhasil diraih. Dari pihak keluarga ibu yang paling mendukung sejak dulu,” kata pelajar asal Desa Tajimalela Kecamatan Kalianda itu. Perjuangan Sri untuk meraih prestasi bukan tanpa halangan. Dia mengaku pernah bibir pecah, muka lebam hingga kaki terkilir mencederai bagian tubuhnya. Namun semua itu tak memupuskan semangatnya untuk bertarung di contest area. “ Pernah cedera, kaki keseleo, bibir pecah akibat bertarung di arena sampai muka lebam. Pengalaman pertama yang membangun mental saya dapatkan pada kontes di jakarta saat itu bertemu lawan yang cukup berat,” terangnya. Sedangkan Tio, walau tak meraih emas namun prestasinya cukup membanggakan. Sebab bagi atlet taekwondo pria, persaingan terbilang cukup ketat dan sengit. “ Kalau saya masih bertarung dikelas junior putera, medali yang diraih di Piala Gubernur Babel adalah medali pertama saya,” terangnya. Keduanya mengaku selama ini hanya pihak sekolah dan pelatih yang mensupport setiap ada kegiatan diluar daerah. Sementara dari pemerintah maupun instansi terkait keduanya mengaku belum pernah dihubungi, terlebih saat terbentur biaya untuk berangkat kejurnas mereka hanya bisa pasrah. Saat disinggung apabila ada perhatian baik dari Bupati Lamsel maupun instansi terkait keduanya dengan lugu menunjukan optimisme atas pertanyaan tersebut. “ Dalam waktu dekat ada Kejurnas di Bali tapi kemungkinan tidak bisa berangkat karena tak punya ongkos. Mahal naik pesawatnya sampai Rp 3 jutaan. Tapi kalau dipanggil Bupati dan dipersilahkan berangkat ya kami mau lah,” ujar keduanya kompak. Kepala Sekolah SMAN 2 Kalianda Emidarti membenarkan kedua siswanya itu memang kerap membawa pulang medali dari kegiatan non akademik. Bentuk perhatian dari pihak sekolah kata dia hanya sebatas menyediakan pelatih ekskul dan memfasilitasi olahraga bagi siswanya. “ Pihak sekolah mendukung sepenuhnya kagiatan positif yang diikuti siswa, meski tak banyak tetapi kami berusaha agar siswa kami bisa ikut kejuaraan. Tapi semua itu terbatas karena sekolah juga punya pos anggaran tertentu saja,” terangnya. Emidarti melanjutkan, kedua siswanya itu tak lantas lupa kewajiban belajar disekolah. Itu dibuktikan dengan raihan peringkat kedua muridnya itu. “ Sri peringkat X dikelas XII IPA sementara Tio ada diurutan IV. Itu membuktikan keduanya bertanggungjawab dan tak lupa kewajiban utamanya adalah belajar,” terangnya. (ver)
Pasal Ongkos, Juara Nasional Terancam Absen Kejurnas
Selasa 21-08-2018,08:24 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :