PALAS – Petani di Kecamatan Palas menerapkan penanaman padi menggunakan metode gogor rancah. Metode itu terpaksa dilakukan oleh petani di 12 Desa di Kecamatan Palas mengingat musim penghujan belum terjadi merata pada musim tanam rendeng tahun ini. Percepatan tanam juga dilakukan guna meminimalisir resiko mati benih yang sudah disemai karena kekurangan air. Pola ini biasa untuk menanam padi darat. Kepala Unit Pelaksana Teknis Ujuk Kusnadi, S.P mengatakan, dari 2.750 hektar luas lahan tanaman padi di Kecamatan Palas, 2.000 hektar sudah siap tanam. Sedianya, rencana penanaman akan dilakukan serempak bulan Januari ini. Namun, karena curah hujan belum merata jadi belum dilakukan serentak. Sebagian lainnya melakukan tanam dengan pola gogo rancah. “Belakangan cuaca sulit untuk ditebak. Intensitas curah hujan belum merata dan memadai untuk dilakukannya rencana tanam. Selain itu pengoptimalisasian pompanisasi dan jaringan irigasi sudah dilakukan,” kata Ujuk kepada Radar Lamsel, kemarin. Ujuk mengatakan, sejumlah petani yang menggunakan pola gogor rencah ini ada di Kecamatan Palas bagian barat, yang jauh dari sumber air seperti yakni, Desa Tanjungsari, Bumiasih, Tanjungjaya, Pulaujaya, Mekarmulya, Pematangbaru, Bumirestu, Baliagung, Rejomulyo, Kalirejo, Bumidaya. “Mudah-mudah bulan depan tanam padi sudah bisa dilakukan secara serentak,” tandas Ujuk. Herman (50), petani asal Desa Mekarmulya mengatakan, satu hektar lahan sawah miliknya sudah ditanami padi dengan menggunakan sistem gogo rancah. Ia berharap hasil produksi padi tetap optimal. “Seperti tahun sebelumnya menggunakan metode gogor rencah hasil produksi padi saat panen, tidak beda jauh dengan hasil panen padi saat musim hujan,” kata Herman dilokasi lahannya kemarin. (CW2)
Intensitas Hujan Belum Merata, Petani 12 Desa Gunakan Pola Gogo Rancah
Kamis 14-01-2016,08:58 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :