Ke Mana Perginya Festival Rajabasa

Ke Mana Perginya Festival Rajabasa

Festival Rajabasa yang digelar pada Mei 2016.--(Dokumen Radar Lamsel).

Hilangnya Festival Rajabasa pun mendapat perhatian dari Yodis. Penggiat wisata asal Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, ini berpendapat sebaiknya lomba jukung dihidupkan lagi, khususnya di event-event penting. Menurut Yodis, jukung mancungan merupakan warisan budaya turun temurun.

 

"Bagi masyarakat pesisir Lampung Selatan, jukung mancungan ini sangat berbeda dari jenis jukung lainnnya di Nusantara," kaya Yodis, Selasa, 14 Oktober 2025.

 

Yodis bilang perlu keahlian khusus untuk dapat menaiki jukung yang hanya muat 1 orang. Di samping itu, jukung mancingan dibuat dari kayu utuh/gelondongan. Jukung itu mampu berlayar tanpa penyeimbang walaupun menghadapi besarnya gelombang.

 

"Menurut cerita orang tua dahulu, jukung mancungan digunakan para pejuang dari Lampung untuk melintasi Selat Sunda menuju Banten, pada saat penjajahan Belanda," katanya.

 

Dari cerita itu, lanjut Yodis, bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa selain sebagai sarana untuk menangkap ikan, jukung mancungan juga memiliki nilai historis, budaya, perjuangan dan daya tarik wisata. Sudah sepatutnya Lampung Selatan melestarikan nilai historisnya.

 

Sekadar informasi, Festival Rajabasa adalah acara tahunan di Kabupaten Lampung Selatan yang bertujuan menampilkan dan melestarikan kebudayaan serta pariwisata lokal. Seringkali dengan melibatkan pemilihan duta pariwisata dan seni daerah serta berbagai kegiatan budaya.

 

Acara ini juga dapat merujuk pada berbagai kegiatan perayaan lokal di Kecamatan Rajabasa atau lingkungan di sekitar Gunung Rajabasa, seperti pawai, festival makanan, atau acara lingkungan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi pariwisata dan seni daerah, dan juga terkait dengan kegiatan lingkungan seperti penanaman pohon di Gunung Rajabasa.

Sumber: