Lamsel Minim Embung
KALIANDA – Kontak tani nelayan andalan (KTNA) Kabupaten Lampung Selatan ikut-ikutan cemas dengan kondisi cuaca saat ini. Curah hujan yang belum merata sampai pertengahan Januari ini bisa membuat petani di Lamsel gagal tanam. Dengan begitu, ancaman krisis pangan di kabupaten Khagom Mufakat bisa saja terjadi. KTNA Lamsel sangat menyayangkan pemerintah belum ada langkah-langkah antisipasi menyikapi hal tersebut. Ketua KTNA Lamsel M. Amin mengatakan, di Kabupaten Lampung Selatan saat ini sudah sangat minim sekali pembangunan embung-embung atau tempat penampungan air dengan skala besar. Padahal, kata Amin, embung tersebut bisa menjadi alternatif terakhir untuk mengatasi kekurangan air saat curah hujan belum merata seperti sekarang ini. “Bisa saja petani gagal tanam kalau melihat kondisi hujan yang belum merata saat ini. Kalau cuaca normal, musim rendengan ini sudah mestinya tanaman padi sudah waktunya pemupukan,” kata Amin via telepon kepada Radar Lamsel, kemarin. “Mestinya pemerintah perbanyak sumur bor untuk pompanisasi lahan pertanian sawah tadah hujan. Sehingga saat-saat seperti ini sumur bor itu bisa dimanfaatkan. Bahkan sekarang ini sudah tidak banyak lagi embung-embung di Lamsel yang bisa dimanfaatkan. Karena tidak adanya perawatan embung, apalagi untuk membangun embung baru,” tuturnya. Sebelumnya, Kabupaten Lampung Selatan terancam krisis pangan tahun 2016 ini. Keterlambatan musim tanam pada musim rendeng awal tahun ini menjadi salah satu penyebabnya. Padahal, kabupaten Khagom Mufakat ini merupakan salah satu kabupaten di Lampung penghasil padi terbesar. Tercatat, Lampung Selatan memiliki lahan produktif tanaman padi seluas 45.785 hektar tersebar di 17 kecamatan. Sebagian besar lahan tersebut merupakan lahan tadah hujan atau tergantung dengan curah hujan. Dari puluhan ribu hektar lahan tanaman padi di Lamsel, saat ini baru sekitar separuhnya yang ditanami. Keterlambatan musim tanam rendengan ini dipengaruhi faktor cuaca. Sampai pertengahan Januari ini, hanya beberapa kecamatan yang tergolong nekat melakukan penanaman meski minim sumber air. Para petani disejumlah kecamatan memanfaatkan sistem pompanisasi air sungai dan sumur bor. Curah hujan yang belum stabil hingga Januari ini, beberapa petani harus merelakan bibit padi yang disemai tak bisa ditanam atau terbuang percuma. Padahal jika kondisi cuaca normal, musim tanam sudah dimulai sejak November-Desember lalu. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (PTPH) Kabupaten Lampung Selatan mencatat sekitar 20 ribu hektar lahan tanaman padi yang bisa tertanami musim ini. Beberapa kecamatan di Lamsel yang menjadi sentra padi, yakni Palas, Sragi, Ketapang, Sidomulyo dan Waypanji belum bisa mengolah lahannya. Dinas PTPH Lamsel mengakui musim rendengan tahun ini mengalami kemunduran. Meski demikian, Dinas PTPH Lamsel menyatakan petani di Lamsel masih ada waktu hingga Februari mendatang untuk melakukan penanaman. (man)
Sumber: