Sudah Dibantu kok Tidak Disalurkan?
SRAGI – Anggota Kelompok Tani (Poktan) Srimulya 2 Desa Mandalasari Kecamatan Sragi mengeluh. Mereka mempertanyakan program bantuan pemerintah tahun 2015, lalu. Sebab, anggota menilai bantuan yang diberikan pemerintah kepada Poktan Srimulya tidak transparan kepada anggota. Terlebih bantuan bibit padi varietas ciherang sebanyak 1,8 ton belum terealisasi sampai saat ini. Padahal, bantuan itu seharunya didistribusikan pada saat musim tanam gadu tahun 2015. Tetapi sampai saat ini bibit tersebut tidak jelas. Selain itu, bantuan berupa jaringan irigasi tersier (JIT) sepanjang 200 meter dan penyediaan pupuk sebanyak 7,5 ton urea dan NPK juga tak jelas. Anggota Poktan Srimulya II Saripudin (60) mengatakan, empat bulan yang lalu, dirinya mengaku pernah didatangi Ketua Poktan Srimulya di lokasi lahan sawah miliknya. Saat itu, pimpinan Poktan itu melakukan pendataan nama pemilik lahan dan luas lahan sawah. Sebab, Poktan Srimulya II akan mendapat program bantuan dari pemerintah. Namun sampai hari ini, bantuan yang dikatakan belum juga diterima olehnya. “Katanya Poktan kita dapat bantuan dari pemerintah, jadi setiap anggota harus mengumpulkan data, agar dalam penyaluran bantuan tidak salah-salah dan seluruh anggota terbagi,” ujar warga Desa Bhaktirasa itu. Saat itu, bantuan yang akan diberikan antara lain pupuk, obat-obatan dan benih padi. “Tapi sampai hari ini bantuan tersebut belum saya terima,” kata Saripudin. Senada dikatakan Maskun (50) warga Desa Bhaktirasa lainnya. Petani yang memiliki lahan sawah di Desa Mandalasari seluas satu hektar itu menduga pengurus Poktan tidak terbuka tentang bantuan itu. Dirinya menilai seharusnya jika menerima bantuan harus dilakukan pertemuan kelompok. “Jangankan melakukan pertemuan kelompok, informasi seputar bantuan tersebut saja tidak diberitahu, jika masalah data anggota maunya cepet-cepet, tapi setelah bantuan turun diam-diam, saya harap kepada pihak yang terkait agardapat menyelesaikan persoalan tersebut,” kata Maskun. Bendahara Poktan Srimulya 2 Sudaryono (40) warga desa Mandalasari membantah hal tersebut. Kendati begitu, dirinya membenarkan tentang adanya bantuan pemerintah kepada Poktanya. Selain itu Sudaryono juga mengaku sudah memberikan informasi kapada anggota kelompok dari rumah ke rumah. Hal tersebut dilakukan karena jika diajak pertemuan kelompok, anggota tidak hadir dengan alasan sibuk. “Jika dikatakan saya tidak terbuka dalam pengurusan kelompok itu tidak benar, informasi masalah bantuan sudah saya beritahukan dengan cara mendatangi anggota kerumahnya,” kata Sudaryono. Mengenai pupuk dan bibit yang dibantu pemerintah, dia memastikan masih ada. Sebab, sampai saat ini pupuk dan bibit tersebut belum dibagikan karena ada beberapa anggota belum datang untuk mengambilnya. “Ada beberapa anggota yang belum mengambil,” kata Sudaryono.(CW2)
Sumber: