Narasi Politik, Politisi Cantik!

Narasi Politik, Politisi Cantik!

BAKAUHENI – Muda, cantik dan cerdas. Tiga kata yang cukup menggambarkan sosok calon politisi senayan Geovani Anggasta. Dihadapan ratusan kader Partai Golongan Karya (Golkar) Vani sapaan karib Geovani Anggasta tak canggung menjadi mentor edukasi politik bagi pemilih pemula. Dengan gamblang narasi politik yang dibangun dara cantik asal Bandar Lampung ini menargetkan kelompok pemilih revolusioner yang tidak acuh terhadap politik. “ Kita perlu anak-anak muda millenial yang tidak buta terhadap politik, sebab tidak sedikit kaum millenial yang acuh terhadap politik, maka saya ingin merubah mindset tersebut, kata Vani kepada Radar usai sosialisasi politik bagi pemilih pemula di Menara Siger, Bakauheni Kamis (13/12). Meski masih tergolong belia didunia perpolitikan namun jebolan Universitas Padjajaran ini justru menambah deretan alternatif sebagai pilihan pemilih pemula. Pasalnya sosialisasi pendidikan politik yang digagas tampak taktis. “ Mungkin terbesit tanya kenapa sosialisasi di Bakauheni yang notabenne sekitar 14 ribu suara, jauh bila dibandingkan dengan Natar misalnya. Karena mindset saya target politisi atau partai pasti menyasar wilayah-wilayah gendut suara, tapi saya ingin coba merubah hal itu bahwa kecamatan dengan suara yang tidak begitu banyak juga mesti mendapat edukasi pokitik yang baik,” ujar Gadis berparas cantik ini. Vani tak banyak mengumbar janji untuk memuluskan langkahnya menuju senayan. Namun dirinya lebih berani untuk bekerja sedari dini terhadap kemajuan perekonomian masyarakat. “Belum lama ini ada kunjungan dari Komisi V DPR RI pada program pembangunan terminal dan pelabuhan kebetulan saya ikut andil untuk mem- follow up hal itu. Bukan untuk membangggakan diri, bukan. Tetapi wajib bagi para pemilih untuk selektif memilih calon legislatif termasuk apa yang bisa diperbuat si calon bagi perkembangan daerah,\" ujar dara kelahiran 1994 ini. Tak hanya bermodal tampang, edukasi yang dibawakan pun pasih dan lugas. Saat disinggung soal tanggapan terhadap praktik politik uang pun ia blak-blakan menolak money politic. “ Saya berharap pemuda ikut andil pada Pemilu serentak April 2019 mendatang. Siapapun yang terpilih duduk di kursi legislatif yang terpenting adalah semangat memajukan negara ini, yang terpenting para pemilih mulai dari kaum muda, para ibu dan bapak-bapak jangan mudah mempertaruhkan nasib bangsa hanya demi uang. Itulah mengapa edukasi politik itu penting dilakukan,” ujarnya. Sementara Pengamat Politik jebolan Unpad Rafif Rizkullah SH. menilai keterlibatan kaum muda didunia politik sudah tak aneh lagi. Bahkan sebut dia sudah selayaknya yang muda yang tampil beradu argumentasi demi politik yang lebih baik. “ Masih banyak yang alergi politik. Padahal peran politik itu sarat makna, kebijakan penting tergantung politik. Harga sembako mahal, BBM mahal atau biaya pendidikan mahal misalnya itu semua tak lepas dari pengaruh politik. Maka jangan buta terhadap politik, kaum muda yang mesti buka suara,” tandasnya. Selain Geovani Anggasta, sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula itu juga menghadirkan pengamat politik Rafif Rizkullah SH. Sekretaris Fraksi Golkar Ahmad Muslim dan politikus lokal Syaiful Azzumar. (rnd)

Sumber: