Bidan Desa Diminta Tanggap Antisipasi DBD

Bidan Desa Diminta Tanggap Antisipasi DBD

KALIANDA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Selatan sepertinya harus bekerja ekstra keras dalam menangani persoalan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang mewabah di kalangan masyarakat Kabupaten Khagom Mufakat ini. Selain di Desa Sukamarga, Kecamatan Sidomulyo, penyakit mematikan yang disebabkan oleh nyamuk aydes aygepty ini kini mewabah diwilayah Kecamatan Ketapang. Berdasarkan informasi yang diperoleh, diwilayah minapolitan itu sedikitnya 23 orang dinyatakan positif terkena DBD. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Lamsel Kristi Endarwati mengakui hal tersebut. Pihaknya juga telah turun langsung ke wilayah Kecamatan Ketapang untuk memantau perkembangan penyakit DBD diwilayah itu. “Memang benar. Wilayah yang terkena penyakit DBD adalah di Kecamatan Ketapang. Saya baru saja kesana untuk memantau perkembangannya,”ungkap Kristi kepada Radar Lamsel melalui sambungan telepon, Rabu (27/1). Langkah yang dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit tersebut, kata Kristi, ialah dengan melakukan penguatan mulai dari tingkat bidan desa. Dia meminta bidan desa untuk tanggap sedini mungkin menyikapi hal tersebut. “Tadi juga kami sudah breefing dengan bidan desa. Kami minta, setiap ada warga yang mengalami panas tinggi harus segera dilakukan cek trombosit. Apabila trombositnya kurang dari 150 ribu, bisa jadi dia tersangka mengidap penyakit DBD. Itu yang harus fokus dilakukan perawatan,”tegasnya. Menurutnya, deteksi sedini mungkit dirasa sangat perlu dilakukan. Dengan begitu, tidak ada lagi korban bertambah akibat penyakit DBD. “Kaslau sudah trombositnya rendah, segera lakukan upaya-upaya pengobatan. Jangan sampai dibiarkan saja dan nanti si pasien panas tingi itu positif DBD baru dilakukan penanganan. Itu sudah terlambat,”terangnya. Lebih lanjut dia mengatakan, setiap Puskesmas diharapkan terus melakukan penyuluhan-penyuluhan terkait penyebaran penyakit DBD. Agar, masyarakat bisa lebih waspada dan senantiasa menjaga pola hidup bersih dan sehat. “Manfaatkan forum-forum perkumpulan yang ada di desa untuk menggelar penyuluhan tentang DBD. Bisa melalui kelompok pengajian atau kelompok arisan ibu-ibu di desa. Agar, mereka bisa memahami dampak dan bahaya penyakit tersebut,”pungkasnya. (idh)

Sumber: