Panen Buah Naga Menurun

Panen Buah Naga Menurun

SRAGI – Hasil panen buah naga di Desa Margajasa, Kecamatan Sragi musim ini menurun. Penurunan ini disebabkan kondisi cuaca yang tidak menentu sejak beberapa bulan terakhir. Padahal petani Buah Naga khususnya di Desa Margajasa kebanjiran pesanan baik lokal dan luar daerah. Selain kekurangan air, tanaman buah naga diwilayah ini terserang hama seperti tenggek, ulat, tupai dan burung. Menurut petani buan naga di disana, jika cuaca normal, dalam satu batang pohon bisa menghasilkan 100 buah lebih selama tiga bulan. Sekali panen perminggunya, petani bisa memetik buah naga sebanyak 15 buah. Namun minimnya air dan serangan sejumlah hama itu membuat hasil panen menurun hampir separuhnya. Nurhasanah (50), petani buah naga di Desa Margajasa mengatakan, sebanyak 500 batang pohon buah naga yang ditanamnya mengalami penurunan hasil panen. “Panen tahun ini hasilnya menurun dari musim lalu. Hampir separuhnya turun. Karena saat tanaman berbunga tidak ada hujan. Bahkan sekarang ini banyak hama seperti ulat, burung dan tupai,” tutur Nurhasanah, Kamis (28/1). Disisi lain, Nurhasanah mengaku bersyukur karena penjualannya sangat cepat. Hanya menjajakkan hasil panennya di kiosnya, pembeli langsung datang. Bahkan pembeli tidak hanya datang dari desa sekitar tapi juga dari luar kota. “Saya jajakan dikios depan rumah, tidak lama pelanggan datang memborong. Saya menjual buah naga seharga Rp15 ribu perkilogram. Sukur buah naga saya habis terjual,” kata Nur. Vina (26), pembeli buah naga asal Bandar Lampung mengaku setiap musim panen buah naga dirinya langsung datang ke Desa Margajasa yang diketahuinya sebagai sentra tanaman buah naga itu. “Kalau musim buah naga, saya langsung memesan kepada petani langganan saya lewat telepon. Kalau tidak pesan jauh-jauh hari bisa kehabisan,” kata Vina, Karyawan BTPN Palas, kemarin. Senada dikatakan Lia (23). Dia mengaku sudah memesan buah naga sebanyak 20 kilogram kapada pelangganya (Nur’red). Lia mengaku membeli buan naga tidak hanya di konsumsi sendiri tapi juga dijual kembali kepada tetangganya. “Saya pesan 20 kg, selain untuk dimakan keluarga saya, buah naga juga dijual kepada tetangga,” ujarnya. (CW2).

Sumber: