Petani Palas Minta Normalisasi Sungai

Petani Palas Minta Normalisasi Sungai

PALAS – Petani di Desa Rejomulyo, Kalirejo, Bumidaya, Bumiasih, dan Baliagung kecamatan Palas berharap Pemkab Lampung Selatan dapat melakukan normalisasi sungai dan rehabilitasi tanggul penangkis diwilayah setempat. Sebab, kerusakan tanggul dan adanya pendangkalan sungai kerap mengancam puluhan hektar lahan pertanian diwilayah setempat. Belum lama ini, petani di lima desa dilanda banjir. Akibatnya, mereka merugi puluhan juta karena gagal tanam dan gagal panen. Ancaman banjir terus mengancam petani. Setiap musim hujan petani dilanda rasa khawatir.Sebab, jika debit air meningkat, sungai meluap kemudian merendam puluhan hektar lahan petani. Sunarto (28), petani asal Dusun Talang Panjang Desa Kalirejo Kecamatan Palas mengatakan diriya masih harus berpikir ulang untuk melakukan penanaman padi pada musim rendeng tahun ini. Kondisi tanggul yang rusak dan pendangkalan sungai menjadi hal yang akan merugikan petani menanam padi dimusim rendeng. Karena jika tidak diperbaiki ancaman banjir yang akan merugikan petani. “Masih pikir-pikir. Karena musim rendeng ini kan hujan terus. Bisa terendam banjir. Karena kondisi tanggul dangkal, banyak sampah dan sisi tanggul banyak yang longsor. Air yang ada ditanggul akan melimpas masuk kesawah saya,” kata Sunarto kepada Radar Lamsel. Belum lama ini, kata Sunarto, banjir telah merendam tanaman padi miliknya yang berusia 45 hari. Karena terendam air selama 4 hari lebih, padinya gagal tanam. “Saya rugi mas. Karena tanaman padi saya banyak yang mati. Kami berharap pemerintah bisa melakukan normalisasi sungai,” kata Sunarto. Sementara Nasimin (45) petani warga Dusun Semarang Desa Bumidaya membenarkan hal itu. Dirinya mengatakan, setiap tahun saat melakukan rencana tanam dimusim penghujan. Petani didesanya sengaja melakukan penyemaian bibit padi dalam jumlah yang banyak. Hal itu dilakukan untuk mengatisipasi, ketika tanaman padi mereka banyak yang mati karena terendam banjir. Maka mereka tidak kesulitan lagi untuk menanamnya kembali. (CW2)

Sumber: