Sempat jadi Honorer Satu Tahun, Mendaftar Satu Hari Sebelum SNMPTN Ditutup

Sempat jadi Honorer Satu Tahun, Mendaftar Satu Hari Sebelum SNMPTN Ditutup

Sulitnya ekonomi tak menyurutkan Ika Nofyanti (23) untuk berkuliah. Siapa sangka anak petani asal Desa Rawaselapan, Kecamatan Candipuro ini menjadi lulusan terbaik kedua se-Universitas Lampung (UNILA). Laporan Veridial Aryatama, CANDIPURO LAHIR dan besar di Desa Rawaselapan, Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan sejak 16 Juni 1993 silam. Ika Nofyanti anak petani Desa Rawaselapan ini membanggakan orang tuanya dan daerahnya karena prestasinya dibidang akademik. Ya, ia merupakan lulusan terbaik se-Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lampung. Indek prestasi kumulatif (IPK) yang diraihnya 3,83 dengan masa kuliah selama 3,3 tahun. Prestasi itu menempatkan dirinya terbaik kedua se-UNILA pada acara wisuda yang digelar pada Rabu (27/1) lalu. Awalnya juga juga tak pernah menyangka dapat menyelesaikan kuliahnya di Unila. Sulitnya ekonomi membelit perjuangannya menyelesaikan kuliah di universitas kebanggaan rakyat Lampung itu. Bahkan, kesulitan Ika akan ekonomi keluarganya sudah dialaminya sejak dia masuk SMP Candipuro dan SMKN 1 Kalianda. “Kalau inget dulu, untuk melanjutkan dari SMP ke SMK saja seperti tidak mampu. Bukan salah orang tua, tapi mungkin karena keadaan yang memang tidak memihak saat itu. Tapi bapak pernah ngomong jika nilai ujian SMP saya besar, akan diusahakan untuk masuk SMK. Alhamdulilah, karena hasil ujian tersebut saya bisa melanjutkan sekolah SMKN 1 Kalianda,” kenang Ika saat diwawancarai Radar Lamsel dikediamannya di Desa Rawaselapan, Minggu (31/1) kemarin. Sejak masuk SMK, Ika sudah bergelut dengan sulitnya membiayai sekolah. Karena hal itu, ia berusaha untuk keluar dari problem ekonomi itu dengan berdagang gorengan, aksesoris hingga jualan pakaian. Aktivitas itu ia lakoni hingga lulus SMK. Setelah lulus 2011, ia kembali dihadapkan dengan persoalan keuangan untuk melanjutkan kuliah. Dengan terpaksa ia menunda kuliah selama satu tahun yang memilih bekerja sebagai honorer di SMK Candipuro. “Honornya itung-itung buat tabungan masuk kuliah,” ungkap dia. Setelah bekerja selama satu tahun, Ika akhirnya memutuskan untuk kuliah. Ia meyakinkan orang tuanya akan niatnya berkuliah. Akhirnya ia mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan pilihan UNILA sebagai kampusnya. “Saya daftar sehari sebelum SNMPTN ditutup. Alhamudillah dinyatakan lulus,” ungkap anak pasangan Liliana dan Muksin ini. Setelah dinyatakan diterima di Fisip Unila, Ika menyadari perjalannya masih panjang. Persoalan ekonomi masih menghantui harapannya untuk lulus dari Unila. Alhasil, dengan bekal dan sedikit modal yang dimiliki ia kembali melakoni bisnis serabutan seperti yang pernah dijalaninya pada saat sekolah dibangku SMA. “Yang membantu saya adalah beasiswa dari tempat kuliah. Semester pertama nilai-nilai saya baik. Saya akhirnya mendapatkan beasiswa,” papar dia. Anak pertama dari dua bersaudara ini mengakui bahwa dunia kampus membuatnya banyak belajar. Sebagai mahasiswa yang berlatar belakang kurang mampu, dunia organisasi luput dari kehidupan dara berparas cantik ini. Itu lantaran ia disibukan dengan pekerjaan yang harus dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan pembiayaan kuliah diluar beasiswa. Karena kesibukannya mencari uang untuk biaya kuliah itu ia sempat mendapatkan nilai yang jelek. “Sibuk usaha online dan jual es cincau cappucino,” ungkap Ika. Sejak mendapatkan nilai yang jelek, Ika mulai kembali fokus untuk berkuliah. Bahkan, Ika mengaku kuliahnya diselesaikan dengan waktu yang cukup cepat yakni selama 3,3 tahun dengan masa penggarapan skripsi selama tiga bulan. “Saat menggarap skripsi banyak teman-teman yang mensanksikan. Tapi saya tetap yakin untuk menyelesaikankan. Alhamdullah selesai,” ungkap dia. Ia berkeyakinan barang siapa yang bersungguh sungguh maka hal apapun akan didapat seseorang. Hal itu yang selalu dipegang dalam hidup Ika sampai akhirnya ia dapat menyelesaikan kuliahnya dengan prestasi yang membanggakan. “Setelah lulus bisnis kali ya. Tapi saya ingin mencari pekerjaan diperusahaan bonafit atau BUMN,” ungkap dia. Sementara itu, Liliana (50), ibunda Ika mengaku bersyukur anaknya bisa lulus kuliah dengan prestasi yang membanggakan. Menurut dia, sebelum kuliah dulu, sempat terjadi perdebatan karena dirinya khawatir tak bisa membiayai kuliah anaknya.“Kuliah itu kan mahal ya mas. Saya takut tidak bisa bayar,” ungkap Liliana. Namun karena Ika memiliki keinginan yang kuat, Liliana tak bisa mengelak. “Dia anak yang ulet dan rajin. Saya sangat bersyukur dengan semua itu,” ungkap dia. (*)

Sumber: