Polinela Berikan Beasiswa Khusus Keluarga Petani Miskin

Polinela Berikan Beasiswa Khusus Keluarga Petani Miskin

SRAGI – Kabar gembira buat masyarakat Lampung Selatan. Pemerintah Provinsi Lampung melalui Badan Koordinasi Penyuluh (BKP) bekerjasama dengan Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) Provinsi Lampung memberikan beasiswa (jurusan IPA) tahun akademik 2016. Program kuliah gratis di Politeknik Pertanian Lampung (Polinela) ini dikhususkan bagi keluarga petani miskin yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan pada program study Produksi Tanaman Pangan, Produksi Tanaman Perkebunan, Produksi Ternak, Teknologi Pangan dan Agribisnis. Khusus di Kecamatan Sragi, kabar gembira itu disosialisasikan oleh Balai Penyuluhan Pertanian Perkebunan Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Sragi. Petugas BP3K akan mensosialisasikan kabar gembira itu kepada anggota Perhiptani, Gapoktan atau Poktan. Kepala BP3K Kecamatan Sragi Tarmijan, S.P mengatakan, tujuan program beasiswa di Polinela untuk memberdayakan keluarga petani miskin di Kabupaten Lampung Selatan, khususnya di Kecamatan Sragi. “Program beasiswa di Polinela ini atas kerjasama Provinsi Lampung melalui BKP dengan Perhiptani Provinsi Lampung. Sasaran rekruitmennya adalah keluarga petani miskin yang ada didesa tertinggal,” tutur Tarmijan, Senin (1/2). Tarmijan menjelaskan, tujuan program beasiswa itu untuk memberdayakan anak petani miskin. Dimana nantinya, kata dia, siswa yang mendapat beasiswa akan mengikuti pendidikan secara gratis dibiayai langsung oleh pemerintah. “Setelah mengikuti pendidikan, ilmu dan tenaga peserta didik itu akan dibaktikan kepada pemerintah untuk kemajuan pertanian di wilayahnya masing-masing,” katanya. Umidin (45), anggota Gapoktan Sukalestari di Desa Kedaung, Kecamatan Sragi mengaku dirinya belum mengetahui secara jelas progaram itu. Kendati demikian, Umidin menyambut baik program yang dikhususkan bagi keluarga petani miskin yang ingin menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi bidang pertanian. “Program ini bagus sekali untuk keluarga petani yang tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi. Saya juga akan mencari informasi kepada BP3K tentang bagaiman cara penyusunan datanya. Mudah-mudahan anak saya masuk dalam kriteria.” kata Umidin saat ditemui Radar Lamsel dirumahnya kemarin. (CW2).

Sumber: