Kemenpar Beri Kemudahan Pelaku UMKM

Kemenpar Beri Kemudahan Pelaku UMKM

Manfaatkan KUR Pariwisata

RAJABASA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia berupaya memberikan kemudahan bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Lampung Selatan yang terdampak tsunami. Kemudahan yang diberikan berupa mendapatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pariwisata.            Hal itu terungkap dalam acara Focus Group Discussion dan Coaching Clinic (FGD-CC) Pembiayaan Usaha Pariwisata yang digelar Kemenpar RI, di Kahai Beach Hotel, Desa Batu Balak, Kecamatan Rajabasa, Sabtu (9/2) pekan kemarin.           Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar RI Dadang Rizki Ratman menyampaikan, kegiatan FGD-CC yang dilaksankan di Lampung Selatan merupakan yang ketigakalinya, setelah Medan dan Yogyakarta.           \"Dalam kegiatan ini (FGD-CC), red) Kemenpar menghadirkan lembaga pendanaan seperti Bank BUMN yang kemungkinan bisa ikut berperanserta memberikan pinjaman dana atau kredit apa saja yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha pariwisata untuk mengembangkan usaha,\" ujar Dadang saat membuka acara FGD-CC.           Dia menjelaskan, pada tahun 2018 Kementerian Koordinator Perekonomian sudah mengeluarkan peraturan baru terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa usaha sektor pariwisata juga bisa mengajukan KUR tersebut. \"Kami harapkan para pengusaha pariwisata bisa memanfaatkan fasilitas KUR Pariwisata dengan bunga yang relatif rendah. Terlebih para pelaku UMKM yang terdampak bencana tsunami menjadi prioritas,\" terangnya.           Oleh karena itu, lanjut Dadang, melalui kegiatan FGD ini, para pengusaha pariwisata di Lampung Selatan diharapkan bisa melakukan pengajuan kredit langsung. Karena secara kebetulan, dalam kegiatan tersebut turut hadir Bank BRI yang siap memberikan layanan kredit kepada pelaku UMKM yang terdampak tsunami dengan persyaratan yang relatif mudah.           \"Kami menilai yang paling membutuhkan adalah usaha makan minum. Karena usaha pariwisata yang paling sederhana dan  dibutuhkan memang warung makan dan minum,\" katanya.           Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Yuda Sukmarina, mewakili Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengatakan, pemkab Lamsel mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar RI yang telah menggelar FGD dalam rangka membangkitkan dunia usaha pariwisata dikabupaten gerbang krakatau ini.           Yuda berharap, kegiatan Focus Group Discussion dan Coaching Clinic Pembiayaan Usaha Pariwisata yang digelar, menjadi wahana untuk membuka wawasan pemerintah daerah dan khususnya para pelaku UMKM terdampak tsunami, agar bisa bangkit dan semangat kembali untuk menjalankan usahanya.           \"UMKM memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian Lampung Selatan. Pertumbuhannya pun meningkat setiap tahunnya. Selain untuk mendorong perkeonomian, UMKM juga bisa menyerap tenaga kerja,\" katanya.           Diungkapkannya, dikabupaten Lampung Selatan banyak terdapat UMKM seperti makanan, cinderamata khas daerah, pakaian dan produk kerajinan. Pelaku-pelaku UMKM itu terdapat disepanjang pesisir Kecamatan Sidomulyo, Kalianda dan Rajabasa dengan jumlah mencapai kurang lebih 316 UMKM. \"Pasca tsunami tentunya diperlukan langkah upaya pemulihan usaha, agar para pelaku dapat segera bangkit untuk menjalankan kembali usahanya,\" ungkapnya.           Dikatakannya, secara umum kendala yang selama ini dihadapi oleh para pelaku UMKM adalah aspek permodalan dan pengembangan usaha. Bahkan terkadang, untuk mendapatkan akses kredit perbankan mereka (pelaku UMKM) terkendala teknis dan nonteknis. “Misalnya, UMKM tidak memiliki cukup agunan untuk mendapatkan kucuran dana dari perbankan. Selain itu, terbatasnya akses informasi ke perbankan,\" ujarnya.           Oleh karena itu, lanjut Rina sapaan akrab Kadisparbud Lamsel ini, pemkab Lamsel berharap melalui kegiatan FGD ini, Kementerian Pariwisata bisa memberikan upaya kemudahan kepada para pelaku UMKM di Lamsel, khususnya pada sektor pariwisata dalam hal pinjaman permodalan dengan proses yang mudah dan cepat serta bunga pinjaman yang rendah, sehingga para pelaku UMKM bisa kembali memulai usaha yang geluti selama ini.           \"Kami berharap forum diskusi ini bisa menjadi proses pembelajaran bagi pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha dan penghasilannya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan,” pungkasnya.           Pantauan Radar Lamsel, peserta yang hadir dalam acara FGD tersebut kurang lebih sebanyak 60 orang. Mereka terdiri dari pelaku usaha pariwisata atau UMKM yang terkena dampak tsunami di Lampung Selatan. Seperti pengusaha kuliner, homestay, koperasi, sanggar seni, dan pengrajin. (iwn)

Sumber: