Belajar Gitar Tunggal Secara Otodidak, Hingga Mentas ke Luar Daerah

Belajar Gitar Tunggal Secara Otodidak, Hingga Mentas ke Luar Daerah

Nama Al Muhtarom (15) melambung setelah pentasnya dihentikan pembawa acara doa bersama dan malam amal peduli Tsunami Selat Sunda di Gor Way Handak (GWH). Kejadian ini pun menyita perhatian Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto. Al Muhtarom akhirnya diundang ke rumah dinas bupati. Ingin tahu bagaimana awal perjalanan Al Muhtarom belajar kesenian gitar tunggal? Laporan RANDI PRATAMA, KALIANDA \"Kimak ganta, kapan lagi. Kimak kham, sapa lagi\". Kalimat inilah yang membulatkan niat dan tekad Al Muhtarom untuk mengembangkan kesenian budaya gitar tunggal di Lampung Selatan. Nyatanya, hal itu membuahkan hasil. Berkat keahliannya, Al Muhtarom sempat mentas ke luar daerah. Namun siapa sangka, keahlian memainkan gitar tunggal dipelajari Al Muhtarom secara otodidak melalui jejaring youtube. Setelah cukup mahir, remaja yang akan menginjak umur 18 tahun pada 23 Oktober mendatang ini mencoba untuk membudayakan kesenian gitar tunggal di organisasi Karang Taruna Desa Pauh Tanjung Iman. Awalnya rencana ini berjalan, Al Muhtarom mengatakan sempat berembuk membahas potensi gitar tunggal di desa itu. Bahkan mereka sempat menjalani latihan rutin ketika mendapat tawaran manggung. \"Kita coba kemas latihan, enggak rutin. Misal besok ada acara, kita latihan sehari sebelumnya,\" kata Al Muhtarom saat ditemui Radar Lamsel di kediamannya, Senin (18/2) kemarin. Selain undangan acara di desa, Al Muhtarom mengaku juga sempat mendapat undangan manggung di acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Kalianda. Kala itu, Al Muhtarom berduet bersama seorang rekannya. Tak sampai di situ saja, penampilan apik Al Muhtarom dalam memainkan gitar tunggal mencuatkan namanya hingga ke Provinsi Banten. \"Pernah undangan di organisasi anak perantau keragilan serang. Sama Muakhi Lampung Kalianda, manggung di Serang. Bangga rasanya bisa membawa kesenian gitar tunggal sampai ke daerah luar,\" katanya. Dalam perbincangan hangat itu, Radar Lamsel menanyakan perasaan Al Muhtarom yang di undang oleh Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto ke rumah dinasnya. Remaja yang mengenyam pendidikan di SMK Hampar Baiduri merasa bangga. Di rumah dinas orang nomor satu di kabupaten ini, Al Muhtarom membawakan dua lagu yang berjudul Kumbang Kupi, dan Di Ikhak-Ikhak. Ia berduet sama Zulaikhan Haidir, rekan satu desanya. \"Nyanyi dua lagu, ada juga request dari Dinas Pariwisata,\" katanya. Usai menanyikan lagu tersebut, Al Muhtarom mengatakan, dirinya kembali mendapatkan permohonan maaf dari Nanang Ermanto. Secara pribadi, remaja yang akrab disapa Aal ini mengaku sudah memaafkan kejadian saat manggung di acara do\'a bersama dan malam amal peduli Tsunami Selat Sunda di Gor Way Handak. \"Malam itu Pak Bupati minta maaf lagi, atas nama pemerintah dan mewakili Dinas Pariwisata. Pak Bupati juga bilang bahwa mereka tidak mencari mana yang salah dan benar. Cari yang positif saja. Dari pribadi sudah saya maafkan, tapi saya berharap tidak terulang lagi,\" katanya. Rasa lega bercampur senang dirasakan Aal. Pasalnya, pada saat itu Ia mendapat surprise dari Nanang. Yaitu gitar akustik Yamaha seri FSX 315 C. Menurut Aal, pemberian gitar dari Nanang itu membawa pesan moral baginya. Orang nomor satu di bumi Khagom Mufakat ini meminta Aal terus peduli terhadap kesenian gitar tunggal di Lampung Selatan. \"Kalau senang sudah pasti ya, rasanya lebih enak. Gitarnya mendukung, sangat bangga. Pemberian dari beliau dan harus dijaga. Saya juga ingat pesan Pak Bupati, beliau bilang pemberian gitar sebagai bentuk rasa kepedulian kesenian gitar tunggal Lampung. Beliau juga bilang terus berkarya untuk Lampung Selatan. Semoga bisa memotivasi saya untuk melestarikan gitar klasik Lampung. Selain gitar tunggal, rupanya Al Muhtarom juga mempelajari gitar gambus. Tetapi karena kondisi dan keadaan yang terbatas. Ia tak bisa mempelajari lebih lanjut. \"Sempat belajar, tapi terkendala alat. Makanya saya berhenti dulu sementara ini. Sejauh ini gitar gambus alhamdulillah bisa tiga sampai lima lagu,\" ucapnya. Agar kesenian budaya gitar tunggal bisa terus eksis, Al Muhtarom memberi pesan untuk pemuda, khususnya di Lampung Selatan. Menurut dia, melestarikan budaya lokal harus dijadikan sebagai kebanggaan bagi diri sendiri. \"Kalau band luar sudah banyak, tak perlu kita membudayakan yang seperti itu. Lagian siapa lagi yang mau melestarikan musik dan budaya lokal kalau bukan kita. Saya juga ingin kesenian budaya gitar tunggal turut disupport pemerintah desa dan pihak sekolah. Saya tahu mereka menyadari, tapi tidak mendukung sama sekali. Mereka juga tau, tapi dianggap angin lalu, tidak di apresiasi. Padahal potensi kesenian sangat banyak jika pihak-pihak ingin menggalinya,\" katanya. (*) Berikut Liputan Saburai TV https://www.youtube.com/watch?v=dSQcANKgh0E

Sumber: