Gagal Panen, Petani Udang Merugi Jutaan Rupiah
SRAGI – Petani pembudi daya udang Panami di Desa Bandaragung, Kecamatan Sragi merugi. Kerugian mencapai jutaan rupiah ini akibat gagal panen yang disebabkan air tambak terkontaminasi air tawar dari luar. Sekitar 100 hektar tambak udang panami di desa ini masih memiliki satu jaringan untuk pembuangan dan pemasukan air kedalam areal tambak. Kondisi ini membuat salinitas (kadar garam) tidak menentu. Bahkan perubahan iklim ini membuat salinitas (kadar garam) tak menentu. Mestinya, salinitas paling tinggi 30 persen dan rendah 15 persen. Anggota kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Sri Jaya Dusun Bunut Tengah, Desa Bandar Agung Karjudin (54) mengatakan, temperatur suhu udara tidak normal bisa berdampak pada nafsu makan udang berkurang. Dengan demikian, kata dia, perkembanganbiakan udang tidak normal. Hasilnya, udang tidak mengalami masa pergantian kulit (molting). Hal tersebut terjadi terus menerus sampai pada akhirnya udang yang ada di tambak terjangkit penyakit, insang merah, badan merah, ekor koreng dan akhirnya mati. “Karena faktor kadar garam (Salinitas) yang berubah-ubah sulit diprediksi. Selain itu faktor air juga menjadi kendala serius. Karena jaringan pembuangan dan pengeluaran air masih satu jalur,” katranya. “Temperatur suhu udara tidak normal karenakadar salinitas tidak normal. Disisi lain jaringan masih satu jalur kemungkinan besar air terkontaminasi oleh penyakit, kemudian air yang berasal dari luar masuk ke dalam tambak.” tutur Karjudin kepada Radar Lamsel, kemarin. Dimana seharusnya menurut dia, jika cuaca normal, proses perkembangan biakan cepat terjadi karena fase nafsu makan udang sangat tinggi. “karena udang tidak nafsu makan, ya akhirnya mati. Karena kejadian ini, ya borok-borok untung, biaya oprasional sebesar Rp. 6 juta rupiah saya melayang.” kata Karjudin. Senada dikatakan Selamet Riyadi (39), pembudidaya udang Panami lainnya. Dia mengaku udang Panami satu hektar miliknya mendadak dalam waktu 1 sampai 3 hari mati semua. Dia mengaku tidak mengetahui apa penyebabnya. Akibatnya, Slamet Riyadi mengalami kerugian sebesar Rp 3 juta. “Udang saya sudah berumur 10 hari mati semua dalam waktu tiga hari. Ketika saya lihat bentuknya, insangnya merah, badannya merah dan ekor udang luka.” katanya. Kepala Unit Pelaksana teknis (UPT) Dinas Perikanan Kecamatan Sragi Nawiri mengaku sudah mengetahui keluhan petani tambak udang panami. “Kita sudah cek kesana. Memang benar Pokdakan disana sebagian besar mengalami gagal penen,” kata Nawiri. Kerugian petani tambak itu, kata Nawiri, sudah dilaporkan ke Pemkab Lamsel. “Saya sudah laporkan hal itu kepada Pemkab Lamsel. Dalam waktu dekat akan turun meninjau tambak-tambak yang gagal panen untuk mengecek dan mengambil contoh untuk di uji laboratorium,”.” katanya kepada Radar Lamsel saat di hubungu via ponselnya kemarin. (CW2).
Sumber: