Pantai tak Dikelola Jadi PR Disparbud
KALIANDA – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lampung Selatan angkat bicara perihal pantai yang tak dikelola, kerap menelan korban jiwa. Disparbud mengakui pantai-pantai tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) yang perlu dibereskan. Sebab mengelola pantai-pantai itu tidak bisa hanya dilakukan oleh jajaran Disparbud saja, diperlukan keterlibatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang ada ditiap desa. Kepada Radar Lamsel, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disparbud Rini Ariasih mengatakan bahwa fokus Disparbud kini masih tertuju pada event Festival Kalianda yang perhelatannya sudah diambang pintu. “ Fokus kita saat ini sedang gencar-gencarnya mensukseskan FK 2019, tetapi kami juga sudah memikirkan rencana untuk pengelolaan pantai yang belum dikelola. Karena disana perlu juga keterlibatan Pokdarwis,” kata Rini Ariasih, Kamis (4/7). Tidak mudah memang untuk merealisasikan upaya merangkul Pokdarwis. Rini pun mengakui itu, tetapi Disparbud belum lama ini sempat mengadakan audiensi dengan beberapa Pokdarwis binaan mereka. “ Kami sempat mengumpulkan juga Pokdarwis, dari pertemuan itu salah satu tujuannya adalah memberesekan tatakelola pantai, terlebih yang belum terjamah pengelolaan,” paparnya. Wanita yang juga menjabat Kepala DP3A Lamsel ini mengaku bakal membenahi itu secara perlahan. Mengingat setiap tahunnya acap terdengar kabar korban tenggelam dipantai, utamanya pantai yang tak dikelola secara resmi baik dari swasta maupun Pokdarwis. “ Pelan-pelan akan kami benahi, karena saya juga baru dua minggu menjabat. Dan masih banyak PR yang harus diselesaikan, terutama mensukseskan festival kalianda,” ujar Rini yang baru pulang dari Jakarta usai menerima penghargaan stand terbaik di JCC. Sebelumnya, pantai-pantai yang tak dikelola dikabupaten ini kembali menelan korban. Kemarin, lima remaja tergulung saat bermain ombak di Pantai Kramat, Desa Suak Kecamatan Sidomulyo. Satu dari lima orang yang tergulung ombak bernama Apdi Cipta Kusuma (16), meregang nyawa. Remaja yang baru lulus SMP itu dikabarkan hendak mendaftar ke sekolah menengah kejuruan. Sedangkan keempat rekannya, Putra (16) Arip (16) Toyo (16) dan Tomi (16) selamat dari maut. Keempat remaja itu sempat berupaya menyelamatkan korban, namun upaya itu kandas. (ver)
Sumber: