Harga Gabah Merosot
WAY PANJI – Musim gadu tahun ini, harga Gabah Kering Panen (GKP) ditingkat petani mengalami penurunan. Penurunan harga GKP ditingkat petani itu dipengaruhi rendahnya kualitas padi petani diwilayah itu, Kamis (26/9). Pada musim gadu sebelumnya, harga GKP ditingkat petani untuk padi varietas Ciherang Panjang masih bertengger dikisaran Rp.5.100-5.300 perkilogram dan untuk varietas Muncul Rp.48.00-5.000 perkilogram. Namun, musim gadu tahun ini, harga GKP padi varietas Ciherang Panjang merosot menjadi Rp.4.800-5.000 perkilogram dan varietas Muncul merosot menjadi Rp.4.500-4.700 perkilogramnya. Sariye (50) seorang pengusaha padi asal Kecamatan Sidomulyo mengtakan, sepekan lalu dirinya membeli GKP ditingkat petani diwilayah ini dengan harga normal. Setelah melalui proses pengeringan menjadi Gabah Kering Giling (GKG), dari 100 kilogram GKG hanya menghasilkan beras sebanyak 51-52 kilogram. “ Rendemen beras tidak sesuai dengan biaya produksi, Idealnya untuk 100 kilogram GKG seharunya menghasilkan beras 55-60 kilogram,” ungkap Sariye. Ia menjelaskan, karena pengalaman itu dirinya lebih selektif memberi harga GKP kepada petani. Untuk antisipasi kerugian sebelum memberi harga GKP ke petani dirinya memastikan terlebih dahulu kualitas GKP. “ Setelah saya cek, tidak sesuainya hasil rendemen padi penyebabnya adalah kualitas gabah yang tidak maksimal. Untuk menekan kerugian saya terpaksa menurunkan harga GKP kepada petani langganan saya. Jika tida maka kerugian yang saya alami,” tuturnya. Rajiha (50) petani Desa Sidoreno mengatakan, untuk harga GKP di tingkat petani diwilayahnya, diakui mengalami penurunan. Penurunan harga GKP itu dipengaruhi rendahnya kualitas padi yang dihasilkan saat musim gadu tahun ini. “ Musim gadu tahun lalu harga GKP turun yang tadinya GKP padi panjang Rp.5.100-5.300 kini Rp.4.800-5.00 perkilogram dan Munculmenjadi Rp. perkilogram dan untuk varietas Muncul yang tadinya Rp.Rp.48.00-5.000 kini turun menjadi Rp.4.500-4.700 perkilogramnya. Turun harga GPK ini karena kualitas padi saya tidak normal, karena kekuranga air,” pugkasnya.(CW2)
Sumber: