Jembatan Ekstrem Belum Dapat Pemenang Lelang
Sudah Enam Pemotor Tumbang, Tak Ada Instruksi Penutupan Jalur
WAY SULAN – Jembatan ekstrem terbuat dari kayu kelapa penghubung Desa Pamulihan Kecamatan Way Sulan dengan Desa Karyamulyasari Kecamatan Candipuro, masih menunggu kejelasan hasil lelang untuk dapat diperbaiki. Selama dua bulan terakhir, sedikitnya enam pemotor tumbang dari atas jembatan ekstrem tersebut. Semua yang tumbang mengalami luka serius, mulai dari patah tangan, pecah hidung, kepala terbentur batu hingga sekujur badan babak belur akibat tertindih sepeda motor yang jatuh dari ketinggian. Setiap dua bulan sekali, Pemerintahan Desa Pamulihan dan warga sekitar, berupaya memperbaiki jembatan kayu kelapa itu, dengan cara merakit ulang jembatan menggunakan kayu kelapa yang diikat seling baja. Namun upaya itu belum efektif, sejak akses jembatan berganti kayu kelapa, masyarakat meyakini sudah puluhan kali pengendara tumbang. Kades Pamulihan Saparudin baru saja mengalami nasib buruk. Ayahnya jadi korban luka akibat terjatuh dari atas jembatan dan harus mendapat perawatan serius di rumah sakit. Ia juga tak tahu harus berbuat apa lantaran proyek pembangunan jembatan itu belum menemukan pemenang lelang. Dijelaskannya, belum lama ini sudah enam pengendara motor mengalami luka serius karena terjatuh dijembatan tersebut, akibat ban slip dan kayu kelapa sebagai badan jalan patah karena lapuk. “ Dua bulan terkahir, pengendara roda dua sudah enam orang yang terjatuh, parahnya korban mengalami luka serius sehingga harus dilarikan kerumah sakit. Karena mengalami pendarahan dan patah tulang, itu dialami oleh bapak saya sendiri. Sebelum-sebelumnya juga sudah banyak pengendara yang mengalami kejadian serupa di jembatan tersebut,” jelasnya. Saparudin mengatakan, untuk menekan angka kecelakan terhadap pengguna jalan saat melintas, setiap dua-tiga bulan sekali, aparatur kecamatan dan desa serta warga sekitar, harus rela memperbaiki kondis jembatan yang rusak dengan cara merakit ulang jembatan kayu, menggunakan batang kelapa yang diikat dengan seling baja. “ Alhamdulilah walau tidak maksimal, dengan upaya merakit jembatan setiap tiga bulan sekali ini, saya berharap bisa meminimalisir angka kecelakan bagi pengendara, saat melintasi jalan penghubung antar Kecamatan Wasulan-Candipuro yang jembatannya terputus ini,” ujar Saparudin. Saparudin berharap, kepada pemangku kebijakan untuk dapat segera melakukan perbaikan jembatan putus tersebut. “ Kami berharap kepada Pemkab Lamsel untuk segera mengatasi persoalan jembatan putus ini, karena kondisi jembatan sangta membahayakan keselamatan pengguna jalan,” harapnya. Terpisah,Camat Waysulan Munir, SE, mengatakan kondisi jembatan sementara tersebut selain dinilai tidak layak juga sangat membahayakan pengendara saat melintas. Karena kondisi jembatan kayu kelapa yang rentan. “ Ya, memang kondisi jembatan sementara itu jauh dari kata layak dan sangat membahayakan pengguana jalan saat melintas,” ujarnya. Namun demikian, pihaknya bersama UPT PU setempat terus berkoordinasi untuk mengusulkan perbaikan jembatan tersebut kepada Pemkab Lamsel. “ Alhamdulilah, sekarang perencanaan perbaikan jalan dan pembangunan jembatan yang baru, sedang dalam proses lelang di Pemkab Lamsel. Harapan kami dan warga mudah-mudahan secepatnya terelaisasi,” pungkasnya. Diberitakan Sebelumnya, Jembatan batang kelapa penghubung Desa Pamulihan Kecamatan Way Sulan dengan Desa Karyamulyasari Kecamatan Candipuro kembali menyebabkan korban luka. Pria bernama Sumari harus mendapat perawatan serius usai mengalami patah pergelangan tangan serta hidung pecah, akibat terjatuh saat melintas diatas jembatan kelapa yang tak kunjung diperbaiki sejak kabar Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap Bupati Lamsel non aktif Zainudin Hasan terjadi. Kepala UPT PUPR Way Sulan Gembong Priono mengaku sudah getol berupaya agar jembatan penghubung dua kecamatan itu jadi prioritas pembangunan tahun ini. Sebab sejak mencuatnya kabar OTT KPK terhadap Bupati Lamsel non aktif Zainudin Hasan, menyebabkan proyek bernilai empat ratusan juta itu urung menemukan pemenang lelang. “ Malu saya, sudah sering saya menghadap agar jembatan itu segera dibangun. Tetapi sampai saat ini belum ada pemenang lelang nya. Tadi saya lihat di LPSE juga masih proses lelang, belum ada pemenang,” kata Gembong Priono. Ditanya kapan proses lelang berakhir? Gembong mengatakan dalam minggu ini proses lelang tersebut berakhir. Karenanya ia berharap lelang ini segera menemukan pemenang agar masyarakat disana tidak khawatir terus menerus. “ Minggu ini lelang kemungkinan berakhir. Sudah ada dua penawar atas proyek tersebut tetapi belum menemukan pemenang karena beberapa faktor kelengkapan adminstrasi,” sebut dia. Gembong juga menyayangkan proses lelang semacam ini tidak seperti yang sudah-sudah. Ia juga berharap masyarakat dapat maklum dengan kondisi ini. “ Tetap kami perjuangkan agar jembatan itu dibangun tahun ini. Sebelumnya nggak masuk perbaikan tahun ini, tapi kami usulkan lagi dan sudah masuk tahapan lelang. Tetapi memang lelang seperti ini ketat dan kalau tidak memenuhi syarat ya tidak ketemu pemenang lelang,” jelasnya.(CW2)Sumber: