Bara di Bukit Pancong Lahap 15 Hektar

Bara di Bukit Pancong Lahap 15 Hektar

Saharian Lebih Api Menyala, Damkar Siaga I

KETAPANG – Kemarin, petugas pemadam kebakaran Kabupaten Lampung Selatan berjibaku menjinakkan bara api yang masih berkobar di Bukit Pancong, Desa Sumur, Kecamatan Ketapang, Selasa (5/11/2019). Peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 10.15 WIB, Senin (4/11/2019) ini awalnya hanya membakar lahan seluas 2 hektar.           Namun kobaran api meluas dan sulit dipadamkan. Sampai pukul 14.00 WIB kemarin, api telah melalap lahan seluas 15 hektar. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak Damkar Lampung Selatan untuk memadamkan api. Namun semuanya sia-sia. Pemadaman tak berjalan efektif karena jalur Gunung Pancong begitu masyarakat menyebut Bukit Pancong sangat curam dan terjal. “Kami (damkar), dan masyarakat hanya bisa memutus jalur api. Selanjutnya kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi,” kata Kabid Damkar Lampung Selatan, Rully Vikriyansyah, kepada Radar Lamsel. Meski demikian, Rully mengatakan Damkar tetap bersiaga di sekitar lokasi kebakaran di Bukit Pancong. Rully tak mengetahui secara pasti apakah kebekaran ini bakal membahaykan penduduk desa setempat. Menurutnya, kesiagaan ini untuk melihat arah kobaran api apakah bakal menjalar ke pemukiman warga atau tidak. “Api telah membakar 60 persen lahan gunung Pancong. Soal itu (ke pemukiman) kami tak tahu pasti. Tetapi seandainya apinya turun ke bawah, itu jelas menuju ke pemukiman warga,” katanya. Hingga pukul 16.30 WIB, kemarin, Damkar Lampung Selatan standby dengan mengerahkan 1 armada berikut 2 anggotanya. Hal ini akan terus dilakukan oleh Damkar sampai adanya kepastian bahwa api benar-benar padam. Dari hasil penyelidikan, penyebab kebakaran itu diduga berasal dari bagian bawah alias kaki Bukit Pancong. Saat itu ada mobil yang mengalami kerusakan. Kuat dugaan pengendara mobil ini membakar sesuatu, kemudian pergi tanpa mematikan api. Beruntung kebakaran itu tak menelan korban jiwa. Hanya saja dari belasan hektar lahan yang hangus terbakar tersebut, sebagian merupakan lahan garapan warga untuk bercocok tanam.(rnd)

Sumber: