Candipuro jadi Pilot Project Distribusi Pupuk Online

Candipuro jadi Pilot Project Distribusi Pupuk Online

CANDIPURO – Pemerintah Provinsi Lampung akan mulai menerapkan sistem pemesanan pupuk bersubsidi secara online. Pemprov Lampung akan mulai menerapkan sistem distribusi pupuk secara online ini di Kecamatan Candipuro. Artinya Kecamatan Candipuro akan menjadi pilot project (percontohan) sistem distribusi pupuk secara online di Lampung, bahkan se-Indonesia. Untuk mewujudkan hal ini Dinas Pertanian Provinsi Lampung akan bermitra dengan pihak Bank Lampung dalam penerapannya. Hal itu dikemukakan Kasi pupuk Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Holtikultura (DPTPH) Provinsi Lampung Sugiarti dalam acara sosialisasi yang berlangsung di aula Kecamatan Candipuro, Senin (21/3), kemarin. Sosialiasi ini bertujuan memberi pemahaman mengenai mekanisme pemesanan pupuk secara online. Sosialisasi itu diikuti kelompok tani dan distributor pupuk. “Tahap pertama akan kita beri juknisnya agar semua kelompok tani maupun distributor pupuk memahami sistem online yang akan kita terapkan dalam pemesanan pupuk ini,” kata dia. Dengan cara pendistribusian online sambungnya, hak-hak para petani bisa terpantau dan diharapkan tepat sasaran. “ Karena selama ini masih banyak petani yang mengeluhkan kurangnya pasokan pupuk dari pemerintah karena dinilai belum tepat sasaran,” ujarnya. Lebih lanjut dia mengatakan sistem yang baru pertama kali diterapkan ini memang belum bisa dilihat hasilnya karena belum berjalan. Akan tetapi Sugiarti optimis sistem ini akan bisa mengatasi permasalahan yang terjadi selama ini. “Sistem ini belum teruji namun dilihat dari prosesnya. Hak-hak para petani diharapkan akan tepat sasaran. Candipuro sebagai Kecamatan yang pertama kali menerapkan sistem ini diharapkan akan menjadi bahan percontohan nasional,” ujar dia. Bank Lampung yang akan menjadi mitra dalam program ini menyatakan kesiapannya untuk mensukseskan pendistibusian pupuk kepada para kelompok tani maupun distributor pupuk yang ada di Kecamatan Candipuro. “ Untuk implementasinya jika sudah berjalan kita akan adakan kerjasama dengan Bumdes yang dicanangkan pemkab Lamsel dan kita akan bekerjasama dengan agen-agen pupuk yang ada didesa,” ujar Ben Bela perwakilan dari Bank Lampung. Sementara itu, pemberlakukan pemesanan pupuk secara online sepertinya tidak begitu mudah diterima para petani. Petani yang kebanyakan masih gagap teknologi khawatir tidak dapat mengaplikasikan pendistribusian pupuk secara online ini. Menurut Wiyono (38), anggota kelompok tani asal Desa Rawaselapan ini mengatakan, dia buta akan sistem online tersebut. Ia mengaku masih meraba-raba pola penerapan distribusi online tersebut. “Kebanyakan petani masih awam dengan sistem online ini, karena pemesanan pupuk akan melalui pihak bank. Selama ini memang pendistibusian pupuk dilakukan secara manual dan belum pernah dilakukan pemesanan maupun pembayaran online,” ungkap dia. Senada dengan yang disampaikan Hadi (30). Dia mendukung penerapan online ini jika bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dalam pendistribusian jatah kelompok tani yang selama ini dinilai masih ada yang belum tepat sasaran. “Jika memang program pemerintah bertujuan untuk mengedepankan hak-hak para petani. Kenapa tidak,” ujarnya. (Cw3)

Sumber: