Fungsi Embung tak Maksimal, Petani Minta Sumur Bor

Fungsi Embung tak Maksimal, Petani Minta Sumur Bor

WAYPANJI – Keberadaan embung yang dibangun pemerintah banyak yang tidak berfungsi maksimal. Sebab, air hujan yang ditampung dalam embung tidak mampu bertahan sampai musim tanam gadu setiap tahunnya. Alhasil, pada saat musim gadu keberadaan embung tak dapat difungsikan dengan baik. Demikian keluhan petani di Desa Sidoreno, Kecamatan Waypanji yang disampaikan kepada jajaran Komisi B DPRD Lampung Selatan, kemarin. Alat kelengkapan dewan (AKD) yang membidangi urusan perekonomian ini memang sengaja datang ke Sidoreno untuk mendengar keluhan itu. Petani berkeinginan pembangunan embung untuk tidak lagi dilakukan dan digantikan dengan pembangunan yang lebih bermanfaat. Seperti sumur bor yang setiap hari dapat difungsikan petani. “Mereka meminta agar Pemkab membangun sumur bor. Karena embung tak berfungsi maksimal,” ungkap anggota Komisi B DPRD Lamsel Bowo Edi Anggoro kepada Radar Lamsel, kemarin. Selain tak dapat mengatasi kebutuhan air, sambung Bowo, embung juga dinilai mahal dalam biaya operasionalnya karena menggunakan pompa sumur dalam. “Ya, fungsi embung yang dinilai tak efektif dan juga membutuhkan biaya operasiona yang tidak sedikit,” ujar Ketua DPD PKS Lamsel ini. Menurut Bowo, keluhan petani akan segera ditindaklanjuti. Bahkan, dia menginformasikan bahwa tahun ini akan segera dibangun 5 sumur bor dilima titik di Kecamatan Waypanji untuk mengakomodasi kepentingan petani dalam bercocok tanam. “Akan kita wujudkan dengan mengadakan 5 titik sumur bor, karena memang sumur bor yang dibutuhkan para petani,” pungkasnya. Sementara itu Ka. UPT DPTPH Kecamatan Waypanji Suprayitno, mengatakan untuk saat ini memang sumber air kurang memadai dikawasan pertanian yang ada di Waypanji dan hanya mengandalkan air hujan. “Untuk saat ini memang kita miliki 1 sumur pompa dangkal dan itu belum cukup memenuhi suplay air yang dibutuhkan para petani,” kata dia kepada Radar Lamsel. Hal ini dikarena keberadaan embung yang bersifat sementara menampung air hujan, yang dinilai kurang efektif untuk mengairi persawahan. “para petani lebih memilih dibantu sumur bor, selain biaya operasional yang terjangkau sumur bor juga bisa menyuplai pasokan air yang cukup,” ujarnya. Namun demikian Supri mengharapkan jika bantuan ini terealisasi para petani agar bisa merawat dan jangan sampai terbengkalai, “ jika sudah dibangun ya sama-sama kita jaga dan kita pelihara. Jangan sampai terbengkalai,” harapnya. (Cw3)

Sumber: